Tahukah kamu bahwa anemia berhubungan dengan penyakit talasemia (Thalassemia)? Menurut Kepala Divisi Hematologi Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr dr Pustika Amalia Wahidiyat, SpA(K), anemia bisa menjadi suatu tanda seseorang membawa gen talasemia.
"Anemia itu rendahnya kadar hemoglobin, rendanhnya Hb. Banyak sebabnya, bisa karena nutrisi atau kita bilang kekurangan zat besi, bisa karena pembawa sifat talasemia," ujarnya saat ditemui di Kementerian Kesehatan RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (8/5/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu, orang yang sering mengalami anemia disarankan untuk melakukan skrining talasemia untuk menentukan ia merupakan pembawa sifat atau bukan. Hal ini bisa mencegah terlahirnya bayi dengan talasemia nantinya.
"Kalau keseringan anemia, harus cek tes darah, kita bisa bilang skrining talasemia, umumnya di laboratorium-laboratorium sudah tahu," saran dokter yang disapa Lia itu.
Skrining talasemia ini umumnya dibandrol dengan harga 400 ribu rupiah. Menurut dr Lia masih terjangkau dan bisa menghemat seribu kali lipat jika dibandingkan nantinya memiliki anak dengan talasemia mayor yang membutuhkan transfusi darah seumur hidup.
"(Perawatan talasemia) Biayanya cukup tinggi, 400 juta pertahun, belum lagi efek psilkososial. Tidak ada kata lain selain skrining," tegasnya.
Di negara lain yang mewajibkan skrining sebelum pernikahan menunjukkan angka kelahiran bayi dengan talasemia hampir mencapai nol. Dengan berkurangnya pasien talasemia maka beban dana negara juga dapat berkurang.











































