Nah, saat mudik menggunakan mobil, Agung yang juga merupakan seorang binaragawan ini ternyata lebih menutup kaca mobilnya sepanjang perjalanan. Hal itu ia ungkapkan ketika disambangi oleh detikHealth di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (7/6/2018).
"Biasanya enggak sih, kalau tutup kaca itu ya selalu tutup kaca ya," ujar Agung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kecuali begini, kendaraannya bensinnya udah irit udah mau abis ya biasanya aku buka karena semakin dipakai acnya semakin boros kan, jadi biasanya aku buka kaca. Cuma kaca yang di belakang, kaca depanku tutup, belakang aja yang buka jadi angin yang enggak langsung ke muka," terang Agung.
Praktisi kesehatan dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH MMB sebelumnya menyampaikan kepada detikHealth mengenai pertimbangan yang harus diperhatikan ketika memutuskan untuk membuka kaca mobil atau menutupnya saat mudik.
"Kalau di luar cukup panas dan banyak polusi udara sebaiknya tidak membuka jendela pintu mobil, kalau sebaliknya tidak apa-apa," kata dr Ari.
Senada dengan dr Ari, dr Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, PhD, pakar endokrologi dan molekular diabetes pertama di Indonesia juga menyebutkan perihal membuka atau menutup jendela saat terjebak macet dilakukan tergantung kondisi cuaca.
"Dua-duanya bisa dilakukan, lihat kondisi cuaca bila panas lebih baik menyalakan AC dan menutup jendela karena cuaca panas memicu dehidrasi. Dan jika cuaca tidak panas boleh membuka jendela dan mematikan mesin," ungkap Dante.











































