Menurut data Globocan 2018 terdapat 2,1 juta kasus kanker baru dan 1,8 juta kematian akibat penyakit ini di seluruh dunia. Sedangkan menurut ahli kanker dari RS Dharmais, dr Evlina Suzanna, SpPA (K), dalam setahun terdapat 30.023 pasien yang terdiagnosis kanker paru dan sekitar 26.000 pasiennya meninggal dunia.
Perlu diwaspadai apa saja hal yang menjadikan angka kematian pada penyakit ini begitu tinggi. Menurut dr Evlina, penyakit kanker paru ini banyak diderita karena minimnya kepedulian seseorang terhadap suatu gejala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Evlina juga menuturkan bahwa kanker paru ini tidak memiliki gejala klinis yang khas. Deteksi dan penegakkan diagnosis sejak dini menjadi sangat penting bagi orang-orang yang memiliki faktor risiko tinggi terkena kanker paru, terutama bagi seorang perokok. Hal ini dimaksudkan agar para pasien mendapatkan pengobatan dan penanganan yang tepat.
Kanker paru dinilai dr Evlina memiliki angka harapan hidup yang rendah karena sebagian besar penyakit ini terdiagnosis pada saat stadium lanjut.
"Oleh karena itu segeralah lakukan deteksi sedini mungkin, untuk menghindari risiko tersebut serta tidak terlambat dalam penanganannya. Memang kanker paru ini tidak memiliki gejala yang khas. Seperti batuk, nyeri dada, nyeri punggung, sesak dan napas pendek sekalipun bisa saja berisiko terkena kanker paru," jelas dr Evlina.












































