Masih Beredar Saja Nih! 5 Hoax Kesehatan Paling Sesat Sepanjang 2018 (1)

Kilas Balik Kesehatan

Masih Beredar Saja Nih! 5 Hoax Kesehatan Paling Sesat Sepanjang 2018 (1)

Ayunda Septiani - detikHealth
Jumat, 21 Des 2018 15:30 WIB
Masih Beredar Saja Nih! 5 Hoax Kesehatan Paling Sesat Sepanjang 2018 (1)
Hoax kode warna pada kemasan pasta gigi. Foto: detikcom
Jakarta - Di era globalisasi, kemudahan dalam membagikan informasi jadi semudah membalikkan telapak tangan. Dengan satu sentuhan jari, berita atau informasi yang didapatkan seseorang dapat dengan mudah tersebar.

Kemudahan penyebaran informasi ini kerap kali disalahgunakan oleh sebagian orang untuk menyebarkan berita yang tidak benar atau disebut hoax. Sayangnya, masyarakat masih belum paham bagaimana memebedakan berita hoax atau tidak.

Sudah hampir gantu tahun, saatnya menengok ke belakang. Sepanjang 2018, ternyata berita hoax kesehatan cukup banyak lho beredar di masyarakat. Apa saja ya? Yuk, kupas satu persatu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sakit jantung gara-gara tidak kencing malam

Foto: detikcom

Sebuah pesan berantai tentang bahaya tidak kencing di malam hari dan efeknya pada kesehatan jantung, beredar di jejaring media sosial. Disebutkan dalam pesan berantai itu, ancaman penyumbatan jantung dan pembuluh darah lainnya dapat terjadi ketika seseorang enggan untuk buang air kecil dan minum di malam hari.

Dihubungi detikHealth, dr Ayuthia Putri Sedyawan, BMedSc, SpJP, FIHA atau yang akrab disapa dr Ayu dari RS Mayapada Lebak Bulus menegaskan bahwa berita tersebut hoax.

"Wah nggak ada hubungannya kencing malam dan penuaan pada fungsi jantung. Tubuh memang butuh air, karena porsi terbesar tubuh adalah air. Tapi nggak ada hubungannya sama penuaan fungsi jantung," katanya.

Kode warna di pasta gigi menunjukkan kandungan berbeda

Foto: detikcom
Dalam sebuah pesan berantai, mengatakan bahwa tiap kode warna pada pasta gigi memiliki kandungan yang berbeda-beda. Broadcast tersebut menyarankan untuk memilih pasta gigi dengan warna tertentu di ujung kemasan.

"Tidak ada anjuran seperti itu," tegas Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg Hananto Seno, SpBM, saat dihubungi detikHalth.

Menurut drg Hananto, kode warna pada kemasan pasta gigi tidak memberi pengaruh apapun secara khusus pada komposisi kandungannya. Dalam memproduksi, perusahaan pasta gigi sudah memiliki standarnya sendiri.



Menepuk-nepuk lengan kiri untuk atasi serangan jantung

Foto: detikHealth

Beredar informasi mengenai cara menangani serangan jantung dianjurkan untuk menepuk-nepuk tiga titik di lengan sebelah kiri. Informasi tersebut mengklaim bahwa cara ini efektif untuk melancarkan peredaran darah dan menghindari terjadinya penggumpalan darah. Langkah tersebut dilakukan sembari menunggu pertolongan medis.

Ahli jantung dari RS Mayapada, dr Ayuthia Putri Sedyawan, BMedSc, SpJP, FIHA menegaskan bahwa isu tersebut hoax dan teknik tersebut tidak pernah dikenal di dalam ilmu kedokteran serta tidak dianjurkan sebagai pertolongan pertama pada serangan jantung.

"Nggak ada di medis, nepuk lengan jadi lancar (peredaran darahnya)," tegas dr Ayu.

Virus kelelawar di daun pisang tewaskan satu keluarga

Foto: Andhika/detikcom

Sekitar bulan Juni, berebdar informasi mengenai satu keluarga di India yang disebut meninggal usai memakan makanan dengan tatakan daun pisang. Dalam pesan berantai ini disebutkan pula bahwa ini disebabkan karena persebaran virus kelelawar.

Informasi tersebut ternyata tidak benar. Dikutip dari Times of AP, enam anggota keluarga tersebut meninggal dengan cara bunuh diri. Motif yang digunakan karena masalah finansial yang kurang baik.

Sementara itu, virus Nipah yang memang ditularkan oleh kelelawar memang tengah menyebar di India bagian Selatan. Hingga Juni 2018, laporan yang diterima dari Kementerian Kesehatan India menyebut total sudah ada 17 orang yang positif terinfeksi virus Nipah. Meskipun virus dapat menyebar melalui air liur, Nipah bukanlah agen yang super menular di udara seperti campak atau influenza.

Makan cokelat setelah mi bisa jadi racun mematikan

Foto: Luthfy Syahban/detikcom

Broadcast soal bahaya memakan cokelat usai mengonsumsi mie masih banyak beredar dan membuat heboh masyarakat. Belum lagi, bahasa yang digunakan saat menyampaikan informasi tersebut dibuat dengan bahasa yang terlihat sangat 'ilmiah' dan menyakinkan.

"MIE itu mengandung 'Arsenic Pentoxide' (As2O5) & berhubung habis makan MIE wanita itu makan COKLat. Terjadilah "Reaksi Kimia" di dalam perut yang membuat 'Arsenic Pentoxide' (As2O5) berubah menjadi Arsenic Trioxide (As2O3) yang sangat beracun," seperti itu cuplikan dari pesan berantai tersebut.

Namun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Kamis (21/6/2018) di akun media sosial, telah menegaskan bahwa informasi yang beredar tersebut adalah hoax. Kemenkes pun mengimbau untuk berhenti membagikan pesan tersebut kepada orang lain.

"Bukannya tidak mungkin ada kontamiasi arsenik atau keracunan. Tapi yang tidak mungkin adalah produsen mie yang sudah lolos sertifikasi BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), dengan sengaja memakai arsenik sebagai bahan bakunya. Jadi ini super duper hoax," jelas ahli gizi, Leona Victoria Djajadi, MND.

Halaman 2 dari 6

Sebuah pesan berantai tentang bahaya tidak kencing di malam hari dan efeknya pada kesehatan jantung, beredar di jejaring media sosial. Disebutkan dalam pesan berantai itu, ancaman penyumbatan jantung dan pembuluh darah lainnya dapat terjadi ketika seseorang enggan untuk buang air kecil dan minum di malam hari.

Dihubungi detikHealth, dr Ayuthia Putri Sedyawan, BMedSc, SpJP, FIHA atau yang akrab disapa dr Ayu dari RS Mayapada Lebak Bulus menegaskan bahwa berita tersebut hoax.

"Wah nggak ada hubungannya kencing malam dan penuaan pada fungsi jantung. Tubuh memang butuh air, karena porsi terbesar tubuh adalah air. Tapi nggak ada hubungannya sama penuaan fungsi jantung," katanya.

Dalam sebuah pesan berantai, mengatakan bahwa tiap kode warna pada pasta gigi memiliki kandungan yang berbeda-beda. Broadcast tersebut menyarankan untuk memilih pasta gigi dengan warna tertentu di ujung kemasan.

"Tidak ada anjuran seperti itu," tegas Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg Hananto Seno, SpBM, saat dihubungi detikHalth.

Menurut drg Hananto, kode warna pada kemasan pasta gigi tidak memberi pengaruh apapun secara khusus pada komposisi kandungannya. Dalam memproduksi, perusahaan pasta gigi sudah memiliki standarnya sendiri.



Beredar informasi mengenai cara menangani serangan jantung dianjurkan untuk menepuk-nepuk tiga titik di lengan sebelah kiri. Informasi tersebut mengklaim bahwa cara ini efektif untuk melancarkan peredaran darah dan menghindari terjadinya penggumpalan darah. Langkah tersebut dilakukan sembari menunggu pertolongan medis.

Ahli jantung dari RS Mayapada, dr Ayuthia Putri Sedyawan, BMedSc, SpJP, FIHA menegaskan bahwa isu tersebut hoax dan teknik tersebut tidak pernah dikenal di dalam ilmu kedokteran serta tidak dianjurkan sebagai pertolongan pertama pada serangan jantung.

"Nggak ada di medis, nepuk lengan jadi lancar (peredaran darahnya)," tegas dr Ayu.

Sekitar bulan Juni, berebdar informasi mengenai satu keluarga di India yang disebut meninggal usai memakan makanan dengan tatakan daun pisang. Dalam pesan berantai ini disebutkan pula bahwa ini disebabkan karena persebaran virus kelelawar.

Informasi tersebut ternyata tidak benar. Dikutip dari Times of AP, enam anggota keluarga tersebut meninggal dengan cara bunuh diri. Motif yang digunakan karena masalah finansial yang kurang baik.

Sementara itu, virus Nipah yang memang ditularkan oleh kelelawar memang tengah menyebar di India bagian Selatan. Hingga Juni 2018, laporan yang diterima dari Kementerian Kesehatan India menyebut total sudah ada 17 orang yang positif terinfeksi virus Nipah. Meskipun virus dapat menyebar melalui air liur, Nipah bukanlah agen yang super menular di udara seperti campak atau influenza.

Broadcast soal bahaya memakan cokelat usai mengonsumsi mie masih banyak beredar dan membuat heboh masyarakat. Belum lagi, bahasa yang digunakan saat menyampaikan informasi tersebut dibuat dengan bahasa yang terlihat sangat 'ilmiah' dan menyakinkan.

"MIE itu mengandung 'Arsenic Pentoxide' (As2O5) & berhubung habis makan MIE wanita itu makan COKLat. Terjadilah "Reaksi Kimia" di dalam perut yang membuat 'Arsenic Pentoxide' (As2O5) berubah menjadi Arsenic Trioxide (As2O3) yang sangat beracun," seperti itu cuplikan dari pesan berantai tersebut.

Namun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Kamis (21/6/2018) di akun media sosial, telah menegaskan bahwa informasi yang beredar tersebut adalah hoax. Kemenkes pun mengimbau untuk berhenti membagikan pesan tersebut kepada orang lain.

"Bukannya tidak mungkin ada kontamiasi arsenik atau keracunan. Tapi yang tidak mungkin adalah produsen mie yang sudah lolos sertifikasi BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), dengan sengaja memakai arsenik sebagai bahan bakunya. Jadi ini super duper hoax," jelas ahli gizi, Leona Victoria Djajadi, MND.

(wdw/up)

Kaleidoskop Kesehatan 2018
31 Konten
Berbagai informasi kesehatan meramaikan tahun 2018. Mulai dari hoaks tentang penyakit yang tidak jelas sumbernya, hingga kebijakan-kebijakan penting yang menyangkut kesehatan masyarakat. detikHealth merangkumnya untuk pembaca.
Berita Terkait