Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam perayaan Hari Kanker Sedunia 2018 mengatakan bahwa hal ini harus jadi perhatian. Menurutnya 43 persen kasus kanker bisa dicegah bila saja orang-orang menerapkan gaya hidup sehat dan rajin melakukan pemeriksaan dini.
"Jadi artinya kita belum berubah. Kanker makin meningkat dan biayanya tentu makin mahal," kata Menkes Nila saat berbicara di Gedung Sujudi, Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal tersebut Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Profesor Dr dr Soehartati A. Gondhowiardjo, SpRad (K) OnkRad, punya komentar lain. Menurut dokter yang akrab disapa Prof Tati ini, peningkatan angka prevalensi bisa karena beberapa hal yang tidak selalu negatif.
Sebagai contoh bisa jadi ada peningkatan kesadaran terhadap kanker sehingga orang-orang memilih memeriksakan dirinya bila ada gejala mencurigakan. Hal ini didukung juga oleh peningkatan akses layanan medis karena biaya berobat ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Riset tahun lalu 2013 sebelum BPJS yang tahun 2014. Riset sekarang tahun 2018 kelihatan meningkat ya karena BPJS juga yang memberikan kesempatan untuk orang selama ini 'bersembunyi' jadi keluar," kata Prof Tati saat ditemui di kesempatan yang sama.
"Jadi banyak faktor karena dia juga tidak akan keluar kalau tidak ada awaraness," lanjutnya.











































