Rupanya, aksi serupa bukan cuma terjadi di Karawang. Sejumlah pembaca detikHealth mengisahkan pengalamannya berhadapan dengan 'teror' ekshibisionisme yang dilakukan pria-pria cabul secara acak di sebarang tempat.
Caca, seorang mahasiswa di Padang, Sumatera Barat, mengisahkan pengalamannya bertemu orang yang tiba-tiba mempertontonkan kemaluannya. Ia mengalami kejadian tersebut saat jalan sore bersama mamanya.
"Waktu itu lagi jalan sore sama mama di dekat rumah gitu. Pas udah mau sampai di rumah, tiba-tiba ada cowok bawa motor sendirian aja, nah terus dia bawa motornya itu pelan banget deh dari arah belakang. Eh taunya dia manggil terus ngeliatin 'burung'-nya sambil manggil. Udah deh abis itu rada trauma aja kalo jalan sendiri," ujar Caca kepada detikHealth.
Kisah lain, Reza di Tangerang juga pernah menjadi korban ekshibisionsme. Ia menceritakan saat naik angkot seseorang ada yang memperlihatkan kemaluannya.
"Gue sama kakak gue naik angkot depan rumah pas SMP, dan gue liat ada orang duduk di atas motor, yaudah dong cuek-cuek aja. Eh tiba-tiba pas mau naik angkot dia malah ngeluarin kemaluan dia, lalu sambil dimainin gitu. Otomatis gue sama kakak langsung kabur," tutur Reza yang juga mengaku trauma dengan pengalaman tersebut.
Seksolog dari Universitas Udayana, Prof dr Wimpie Pangkahila, SpAnd menjelaskan ekshibisionisme merupakan salah satu tipe gangguan seksual yang disebut paraphilia. Perilaku ini bagaimanapun bisa memicu trauma pada korban.
"Pelaku mendapat kepuasan dengan mempertontonkan alat kelaminnya di depan orang banyak. Perilaku ini mungkin ada hubungannya dengan gangguan perkembangan psikoseksual saat beranjak remaja," kata Prof Wimpie pada detikHealth.
Di Karawang, Jawa Barat, puluhan siswi maupun guru mengaku menjadi korban perilaku teror alat vital sepanjang 2016-2019. Sedikitnya ada 3 sekolah di Jl Ahmad Yani tengah bekerja sama mengungkap kasus tersebut.
Pernah punya pengalaman buruk dengan pelaku ekshibisionisme? Ceritakan di redaksi@detikhealth.com atau tinggalkan komentar.