Ini juga yang dialami Myisha, seorang pembaca detikHealth di Jakarta. Semasa kuliah, perempuan ini kerap menghadapi aksi para ekshibisionis.
Satu waktu, ia berhadapan dengan seorang bapak yang selalu berdiri di ujung gang untuk menunggu 'mangsa'. Begitu ada perempuan melintas, si bapak akan memelorotkan celananya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya juga heran kenapa rezeki saya sering banget bertemu para tukang pamer 'burung'," kata Myisha.
Dari berbagai pengalaman tersebut, Myisha belajar bahwa para pelaku ekshibisionisme cenderung senang ketika korban berteriak ketakutan. Sebaliknya apabila tidak dipedulikan, alias korban pura-pura cool, pelaku biasanya malah merasa jengkel.
"Ya kalau ada modal bela diri, ada bagusnya juga sih dibanting dan diinjak itu burung, hehehe," tambahnya.
Seksolog Prof dr Wimpie Pangkahila, SpAnd menyebut perilaku suka pamer alat vital di tempat umum adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang. Pelau biasanya mendapat kepuasan seksual dari perilakunya tersebut.
"Sangat mungkin kelainan yang disebut ekshibisionisme," katanya soal aksi pamer kelamin.
Punya pengalaman menghadapi ekshibisionis? Ceritakan di redaksi@detikhealth.com atau tinggalkan komentar.











































