Menanggapi hal tersebut, dokter konsultan kesehatan saluran cerna dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH mengatakan perlakuan tersebut berlebihan. Ia sangsi bahwa emosi pelanggan itu disebabkan oleh rasa laparnya.
"Pertama itu kan di pinggir jalan, situasi dan kondisi juga berpengaruh. Emosi itu muncul bukan hanya karena lapar, tapi bisa saja karena tidak diprioritaskan atau diselak," ujarnya kepada detikHealth, Jumat (22/3/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi dalam kesempatan berbeda, psikolog klinis dari Personal Growth Linda Setiawati, MPsi, Psikolog tidak membenarkan aksi pelanggan tersebut dengan alasan apapun. Kekerasan dan aksi menyakiti orang lain pun tidak akan menyelesaikan masalah yang ada.
"Jika pelaku merasa tukang jualan bersalah karena lama memproses makanannya, maka mereka bisa berusaha menggunakan cara lain untuk menyelesaikan masalah tersebut, misalnya dengan bertanya atau mendiskusikannya dengan penjual," jelas Linda.
Linda menambahkan, pelanggan tidak perlu melakukan tindak kekerasan saat pesanannya lama dibuat, mereka bisa saja memutuskan untuk membatalkan pesanan tanpa harus menunjukkan rasa marah yang berlebihan.
Tonton juga video Geng Motor Rampok Pedagang Pecel Lele di Pejaten, Laptop Raib!:
(wdw/up)











































