"Orang-orang yang rapuh menghadapi antara realitas dengan kenyataan bukan hanya pada pemilu, tapi terjadi di semua kondisi," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan, dr Fidiansjah, dalam rilis untuk wartawan, Rabu (17/4/2019).
"Untuk itu, prinsipnya di dalam penyeleksian pasti mengalami kemenangan atau kegagalan. Maka kesiapan menerima kenyataan karena tidak sesuai yang diharapan harus bisa menerima. Prinsip pertamanya itu siap kalah dan menang," lanjut dr Fidi, demikian sapaan akrabnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebuah situasi yang diketahui banyak pihak sebagai sesuatu seperti kejadian yang tidak biasa atau bencana. Proses ini (Pemilu) adalah proses persaingan dan gangguan jiwa itu bisa terjadi dari ringan sampai tingkat berat," tambah dr Fidi.
Soal perkiraan jumlah caleg stres pasca pemilu, dr Fidi mengatakan sulit diprediksi. Namun dipastikan sektor kesehatan telah bersiap untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Ini situasi yang saya katakan pada dasaranya rumah sakit, seperti rumah sakit jiwa, siap dengan kejadian yang tidak biasa ini," tegas dr Fidi.











































