Sebelumnya, psikiater meragukan kejang-kejang tersebut disebabkan karena 'kecanduan video game'. Hal itu ditegaskan juga oleh dr Fitri Octaviana, SpS, yang mengatakan belum pernah mendengar kasus kecanduan game bisa memicu kejang-kejang.
Dokter ahli saraf di Rumah Sakit Husada ini menjelaskan hal yang dialami anak laki-laki dalam video viral tersebut bukanlah kejang, melainkan gangguan gerak yang tidak dapat dikendalikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Fitri menjelaskan, anak laki-laki tersebut mengalami movement disorder yang dispesifikasikan sebagai Chorea Athetosis.
"Ini termasuk dalam Chorea Athetosis. Biasanya gangguan seperti ini diakibatkan gangguan struktural di otak genetik, tapi bisa juga tidak ada penyebabnya (idioptik)," jelasnya.
Dikutip dari Healthline.com, Chorea Athetosis merupakan gabungan dari dua karakteristik kelainan gerak. Chorea yaitu gerakan yang cepat, tidak disadari, tidak bertujuan, dan serupa seperti gerakan tarian.
Sementara Athetosis, merupakan gerakan menulis (writing movement) yang lambat, tidak disadar, tidak bertujuan, dan cenderung mempengaruhi anggota tubuh bagian atas.
dr Fitri menambahkan, gangguan seperti ini tidak mengenal batasan usia, anak-anak atau dewasa, dan laki-laki maupun perempuan. Ia menyarankan, bila terjadi gangguan gerak tersebut, segera dibawa ke dokter ahli saraf agar bisa segera diatasi.
(up/up)











































