Kondisi ini membuat para pegowes yang ingin melewati area tersebut kesulitan memasukinya. Heri, salah satu pesepeda yang tinggal di sekitar kawasan tersebut juga merasa kesulitan. Ia harus mengangkat sepedanya agar bisa melewati portal yang menutupi jalur tersebut.
"Ya mau nggak mau diangkat sedikit, biar bisa olahraga, orang diportal gitu kan. Untung sepeda saya nggak terlalu berat," ujar Heri pada detikcom, Jumat (11/10/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain portal, barrier atau pembatas beton yang tidak menyisakan celah seperti ini juga mempersulit akses masuk jalur sepeda. Foto: Sarah Oktaviani Alam/detikHealth |
Portal yang rata-rata berupa besi panjang berwarna hitam putih ini dipasang tidak telalu tinggi. Pesepeda lainnya, Surono, juga harus melakukan hal yang sama. Walaupun sepedanya harus diangkat, hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk berolahraga.
"Ya angkat-angkat gitu agak ribet sih, untungnya pendek ini portalnya. Kalo tinggi saya cari tempat yang lebih pendek palangnya. Tapi itu tidak bikin saya jadi males olahraga, tetap dijalani aja," ungkap Surono.
Meskipun harus repot angkat-angkat sepeda, mereka tetap senang dengan adanya jalur sepeda tersebut. Menurut mereka, portal juga berfungsi untuk mencegah adanya kendaran bermotor yang lalu lalang di jalur itu.
Seorang pesepeda sedang kerepotan mengangkat tunggangannya untuk melompati portal besi di jalur sepeda. Foto: Sarah Oktaviani Alam/detikHealth |
(up/up)












































Selain portal, barrier atau pembatas beton yang tidak menyisakan celah seperti ini juga mempersulit akses masuk jalur sepeda. Foto: Sarah Oktaviani Alam/detikHealth
Seorang pesepeda sedang kerepotan mengangkat tunggangannya untuk melompati portal besi di jalur sepeda. Foto: Sarah Oktaviani Alam/detikHealth