Dalam percakapan tersebut sang remaja diceritakan sudah aktif secara seksual. Alasannya karena ia ingin membantu sang pacar yang punya penyakit kelebihan 'sel darah putih' sehingga harus dikeluarkan rutin dari penisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rendahnya pendidikan seks memunculkan mitos-mitos menyesatkan. Foto: Tangkapan layar Twitter |
Terlepas benar atau tidaknya kisah viral ini, netizen ramai membicarakan pentingnya pendidikan seks bagi anak dan remaja.
"akibat pacaran dan gatau sex education," kata satu pengguna Twitter, @fy***ii.
Kepala Seksi Bina KB dan Rumah Sakit Swasta BKKBN, Mataram Endra Widagda, berkomentar memang saat ini sudah ada rencana untuk memasukkan kurikulum kesehatan reproduksi di sekolah. Namun kontennya akan disesuaikan dengan kearifan lokal sehingga tidak ada salah persepsi pelanggaran etika dan agama.
"Kesehatan reproduksi memungkinkan ibu hamil di usia yang tepat. Kesehatan reproduksi jangan sampai menjadi hal tabu," pungkasnya saat dihubungi detikcom.
(fds/up)












































Rendahnya pendidikan seks memunculkan mitos-mitos menyesatkan. Foto: Tangkapan layar Twitter