Seperti yang dialami salah satu warga Dusun Tumpak, Desa Ngawu, Kecamatan Playen bernama Hadi Suroso (74). Hadi pernah dijanjikan tunjangan sebesar 500 dolar per bulan jika mau menjadi koordinator lembaga bentukan Toto, yaitu Gunungkidul Development Committee (DEC).
Menanggapi hal ini, psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum dari Motherhope Indonesia, menyarankan agar masyarakat seharusnya lebih berhati-hati, dan bisa bersikap lebih kritis dalam menghadapi kasus seperti ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, jika masyarakat tidak kritis dalam melihat, dan membandingkan suatu fenomena, tentu saja hal itu dapat dengan mudah mempengaruhi pikirannya. Karena, umumnya seseorang yang membangun sekte atau kerajaan baru memiliki komunikasi persuasif yang sangat baik, sehingga banyak orang yang tak sadar tertipu dengan apa yang ia katakan, dan janjikan.
"Jika mencari informasi dari internet, pastikan sumbernya juga bukan "abal abal". Kemudian selanjutnya cari tahu juga tentang siapa tokoh yang mengajak. Bagaimana rekam jejak personalnya, kepribadiannya, akhlaknya," tambahnya.
Daripada mempercayai obral janji manis yang kerap kali diberikan, menurutnya sangat penting untuk mengetahui latar belakang orang tersebut agar benar-benar mengetahui kebenarannya.
"Sebaiknya biasakan berpikir kritis. Jangan langsung percaya tetapi cari info dulu sebanyak banyaknya mengenai hal yang dimaksud. Dalam mencari informasi pun gunakan sumber yang benar, yang sederhana saja, misalnya yang diusung adalah masalah agama, kembalikan pada ajaran dasar agama. Jika dalam Islam ada Alqur'an dan hadits. Kaji dulu landasan Qur'an dan haditsnya, " pungkasnya.
(naf/up)











































