Salah satu bagian tubuh tubuh yang punya sensitivitas tinggi adalah payudara, khususnya pada wanita. Mungkin seseorang pernah mengalami puting yang tiba-tiba mengeras saat berolahraga atau saat suhu sedang dingin.
Sebenarnya apa sih sebenarnya yang menyebabkan puting mengeras?
Perlu diketahui, setiap wanita punya respon tubuh yang berbeda-beda. Tetapi, secara anatomis ada alasan umum mengapa puting mengeras pada kondisi tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bawah puting dan areola (area di sekitar puting), ada otot-otot kecil yang berkontraksi dan menarik kulit sehingga mendorong puting keluar," kata Michelle Lee, MD, seorang ahli bedah plastik yang berbasis di Beverly Hills, CA.
"Menanggapi segala jenis rangsangan, sistem saraf simpatik mengirimkan sinyal ke saraf di otot-otot kecil yang menyebabkannya berkontraksi," jelas dr Lee.
Tentu saja, rangsangan itu mungkin bersifat seksual, baik itu dari rangsangan fisik (misalnya sentuhan) atau rangsangan psikologis (misalnya berfantasi tentang sesuatu). Rangsangan ini memicu otot-otot di puting menjadi tegak.
Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa stimulasi puting pada wanita mengaktifkan korteks sensorik genital, bagian otak yang sama yang dihidupkan oleh stimulasi klitoris, vagina, dan leher rahim.
Dan seperti klitoris atau penis, puting terdiri dari jaringan ereksi, sejenis jaringan yang menerima banyak aliran darah. Ketika korteks sensorik genital diaktifkan, aliran darah itu dapat menyebabkan jaringan itu menjadi lebih keras atau kaku.
Tapi stimulasi bukan hanya tentang gairah. Jika puting menjadi keras seperti batu saat AC menyala, itu sangat normal.
"Ketika suhu turun, otot-otot kecil di bawah kulit berkontraksi untuk menjebak udara hangat di dekat kulit dan kehilangan lebih sedikit panas dari radiasi yang keluar dari kulit Anda," kata dr Lee.
"Inilah mengapa areola juga berkontraksi saat puting terkena dingin. Kulit yang berkontraksi kemudian mendorong puting keluar," tambahnya.
Selain itu, hormon juga bisa membuat puting keras ketika tidak ada alasan lain yang jelas. Selengkapnya di halaman berikut.
Selama periode menstruasi atau bahkan ovulasi, perubahan kadar hormon terutama estrogen dapat menyebabkan puting menjadi lebih sensitif atau bahkan lebih cenderung menjadi lebih keras.
Perubahan puting juga berkaitan dengan hormon lainnya yang dimulai pada kehamilan dan berlanjut hingga menyusui.
"Selama kehamilan, hormon progesteron menyebabkan pembentukan lebih banyak lobulus susu dan sistem saluran," jelas dr Lee.
Selama tahap akhir kehamilan, banyak hormon lain yang menyebabkan areola membesar dan puting susu menjadi tegak sebagai persiapan untuk menyusui.
"Selama menyusui, rangsangan mekanis pada puting susu dari bayi menyebabkan tubuh melepaskan oksitosin; hormon ini bekerja pada kelenjar susu untuk berkontraksi dan mendorong susu keluar untuk bayi," kata dr Lee.
Simak Video "Video: Ketua YKPI soal Banyak Pasien Kanker Pilih Pengobatan Alternatif"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)











































