Selama kehamilan, mungkin sebagian pasutri khawatir jika ingin berhubungan intim. Pasutri takut jika penetrasi dapat membahayakan janin di dalam kandungan. Akhirnya, suami harus menjadi 'puasa' bercinta. Benarkah seks saat hamil berbahaya?
Dikutip dari Healthline, hubungan seks selama kehamilan umumnya aman bagi suami, ibu, dan bayi. Jika dokter atau bidan menyarankan untuk tidak berhubungan di trimester tertentu, patuhi saran tersebut.
Menurut konselor seks di bidang urologi dan kesehatan wanita Aleece Fosnight, seks saat hamil membawa beberapa manfaat. Wanita yang mengalami orgasme selama kehamilan mendapat hormon yang menenangkan dan meningkatkan aliran darah kardiovaskular. Manfaat tersebut diturunkan juga ke bayi.
"Selama penetrasi, rahim mungkin bergerak sedikit dan Anda merasakannya. Orang-orang ketakutan ada sesuatu yang terjadi pada bayi itu. Faktanya, rahim lebih bisa digerakkan selama kehamilan," kata Fosnight.
"Bayi sangat terlindungi dan memiliki sistem filternya sendiri yang sangat selektif tentang apa yang masuk dan keluar. Kecuali Anda telah diinstruksikan untuk mengistirahatkan panggul, seks tidak apa-apa," sambungnya
Pasutri juga tidak perlu takut dengan pemikiran bahwa seks menyebabkan keguguran. Keguguran terjadi akibat janin tidak berkembang secara normal. Sebuah studi pada 2011 menyimpulkan seks tidak menyebabkan persalinan dini pada kehamilan berisiko rendah. Justru, seks di trimester terakhir dapat membantu persalinan.
Selama kehamilan, beberapa wanita mungkin merasa alat kelamin dan organ tubuh lainnya lebih sensitif. Payudara dan puting lebih sensitif hingga terasa nyeri. Klitoris juga menjadi sensitif karena banyaknya aliran darah dan hormon ke alat kelamin. Akibatnya, seks terasa tidak terlalu nyaman.
Oleh sebab itu, Fosnight menyarankan untuk meluangkan lebih banyak waktu melakukan foreplay atau ciuman sebelum penetrasi. Seks juga dapat dilakukan tanpa penetrasi sama sekali.
Simak Video "Video: Kemenkes soal Penyebab Meninggalnya Ibu Hamil Usai Ditolak 4 RS di Papua"
(naf/naf)