"Boleh sesekali, sebagai tambahan saja, intinya sih tetap harus dilakukan dengan pola-pola yang lebih romantis, menggunakan tempat-tempat tertentu, di kamar, di ruang tengah, itu akan lebih menyenangkan dan berkesan," saran dr Boyke, saat dihubungi Rabu (5/3/2025).
Alih-alih memilih seks kilat, dr Boyke menyarankan untuk menyiapkan waktu tertentu di Ramadan untuk berhubungan intim. Bisa dilakukan di momen sebelum sahur, saat kadar testosteron pria juga tengah tinggi, misalnya di pukul dua hingga tiga pagi.
"Jadi tetap harus ada foreplay, orgasme, dan afterplay harus tetap dilakukan," sambung dr Boyke.
Apakah Quickie Sex Berisiko?
Ada kekhawatiran quickie sex juga tidak cocok untuk mereka dengan kondisi riwayat penyakit tertentu, salah satunya masalah lambung. Namun, dr Boyke menekankan tidak ada efek berarti dari seks kilat semacam ini, termasuk untuk pengidap GERD (Gastro Esophageal Reflux Disease).
"Bagi mereka-mereka yang mengidap penyakit GERD, lambung, seks itu malah bisa menyembuhkan, yang nyeri-nyeri sendi juga bisa, kemudian penyakit-penyakit seperti misalnya pusing, itu bisa disembuhkan, karena ketika seorang wanita orgasme, atau pria ejakulasi, yang dikeluarkan adalah hormon-hormon endorphin," pungkasnya.
Simak Video "Mitos atau Fakta: Wanita Lebih Bergairah dengan Orang yang Dicintainya"
(naf/up)