Nge-vape Selama 4 Bulan buat Gantikan Rokok, Wanita Ini Kena Radang Paru-paru

Hana Nushratu - detikHealth
Rabu, 17 Mei 2023 18:29 WIB
Lucy Turchin. (Foto: Tangkapan layar viral/TikTok)
Jakarta -

Nasib malang menimpa seorang wanita di Washington DC, Amerika Serikat. Wanita tersebut mengidap penyakit yang disebabkan oleh penggunaan rokok elektrik (vape).

Wanita bernama Lucy Turchin (35) menjadikan vape sebagai alternatif untuk berhenti menggunakan rokok konvensional. Empat bulan setelahnya, Turchin mengalami merasakan ada yang tidak beres pada sistem pernapasannya.

"Tidak peduli apa yang saya lakukan, saya merasa tidak bisa mendapatkan cukup udara. Gejalanya akan semakin parah saat saya berbaring," ujar Turchin dikutip dari NY Post, Rabu (17/5/2023).

"Saya merasakan semua tekanan ini di dada saya. Saya akan terjaga sepanjang malam terengah-engah. Saya juga merasakan sakit dan gatal di paru-paru saya," lanjutnya.

Turchin mengunjungi dokter demi dokter untuk berbicara soal masalah paru-parunya dan menanyakan apakah itu ada hubungannya dengan vape. Total ada 50 dokter yang ia kunjungi.

Tetapi, dokter yang ia sambangi menyebut bahwa vape itu aman. Turchin juga diberitahu bahwa ia memiliki kecemasan karena tidak ada hasil rontgen-nya.

"Saat gejala saya memburuk, saya menjadi semakin depresi," kata Turchin.

"Setiap spesialis yang saya kunjungi tidak dapat menemukan sesuatu yang salah dengan saya. Saya akhirnya memutuskan itu harus vape. Jadi saya berhenti. Berhenti bahkan tidak sulit pada saat itu. Aku hanya ingin hidupku kembali. Aku hanya ingin udara. Saya baru vaping selama sekitar satu tahun pada saat itu," lanjutnya.

Enam bulan setelah berhenti nge-vape, gejalanya perlahan-lahan menghilang. Turchin juga merasa seolah-olah dia mendapatkan kembali 'hidupnya'.

Turchin kemudian kembali mengunjungi dokter. Kemudian, ahli alergi mendiagnosisnya dengan disfungsi pita suara tanpa melakukan tes apa pun.

Wanita tersebut kembali menggunakan rokok konvensional selama empat bulan. Selama itu, ia merasa baik-baik saja.

Hingga suatu hari, gejalanya kembali muncul ketika ia sedang keluar bersama teman-temannya. Puncaknya, seseorang meniup asap vape ke wajahnya dan dia 'merasa paru-parunya membengkak'.

"Saya sangat kesakitan. Saya menangis dan menangis. Ibuku terus menyuruhku pergi ke UGD," kata Turchin.

"Tapi saya bilang tidak, mereka tidak pernah menemukan apa pun. Mereka tidak pernah membantu saya. Kali ini tidak akan berbeda," sambungnya.

Akhirnya dia dirawat di rumah sakit dan menugaskan seorang dokter yang menurut Lucy benar-benar mendengarkannya tentang paru-parunya.

Dokter memerintahkan CT scan paru-paru Turchin beresolusi tinggi dan menemukan pneumonitis hipersensitivitas. Kondisi ini merupakan peradangan pada jaringan paru-paru dan dipicu dalam sistem kekebalan tubuh setelah menghirup zat tertentu seperti jamur.




(hnu/vyp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork