Pasien yang tidak disebutkan namanya itu juga pucat dan mengalami pembengkakan ginjal. Setelah dilakukan tes darah, dokter menemukan adanya kemungkinan infeksi.
Dikutip dari Live Science, dokter memasang kateter ke dalam tubuh pasien dan memberinya cairan infus serta antibiotik. Pada hari kedua perawatan, pasien melihat ada darah dan cacing tipis menggeliat dalam kantong urinenya.
Sampel urine dan cacing lalu dikirim ke departemen mikrobiologi untuk dianalisis. Pemeriksaan mikrobiologi mengonfirmasi bahwa cacing itu adalah parasit langka Dioctophyma renale, cacing ginjal raksasa.
Gejala yang dialami pasien juga sesuai dengan diagnosis tersebut.
Parasit berwarna merah darah itu memiliki panjang 11,8 inci (30 cm) dengan diameter sekitar 0,13 inci (3-4 milimeter). Menurut staf rumah sakit, cacing itu berjenis kelamin jantan.
Dokter menduga parasit itu bisa masuk karena pasien mengonsumsi ikan mentah dari danau di desanya. Pasien juga mengaku infeksi itu bukan yang pertama kalinya.
Dalam laporan kasus, tidak disebutkan penggunaan resep obat anti parasit apapun. Dokter hanya menangani gejala pasien dan parasit keluar dari ginjal dengan sendirinya. Pasien itu juga memilih meninggalkan rumah sakit atas kemauannya sendiri sebelum menyelesaikan pengobatan.
"Meskipun cacing D renale ditemukan di seluruh dunia, cacing ini jarang menginfeksi manusia," tulis tim dokter.
Mereka menambahkan cacing ini merupakan nematoda parasit terbesar yang mampu menginfeksi manusia. Cacing betina dapat mencapai panjang lebih dari 1 meter. Secara umum, parasit ini bisa bertahan hidup hingga 5 tahun di ginjal seseorang.
Simak Video "Video 548 Pasukan Putih Dikerahkan Pramono untuk Bantu Penanganan Stroke "
(avk/kna)