Jess Cox (27) asal Somerset, Inggris, membagikan pengalaman panjang dan menyakitkan yang ia alami akibat menstruasi setiap hari. Kondisi tersebut bermula sejak ia mendapatkan menstruasi pertamanya pada usia 14 tahun.
Jess mengungkapkan, situasi itu berdampak besar pada masa remajanya hingga memicu depresi. Ia harus menggunakan tampon dan pembalut secara bersamaan, serta selalu membawa pakaian dalam cadangan ke mana pun pergi karena perdarahan yang tak kunjung berhenti.
Rasa nyeri yang dirasakan pun sangat intens. Nyeri bermula dari punggung bawah, menjalar hingga ke paha, disertai kram hebat dan sensasi terbakar di perut. Kondisi tersebut kerap membuat Jess hanya bisa meringis kesakitan sambil terbaring di tempat tidur.
"Ini benar-benar mengejutkan, karena aku sama sekali tidak menyangka menstruasi akan separah ini. Kedua orang tuaku sangat khawatir. Mereka tahu ini tidak normal dan tidak tahu harus berbuat apa," kata Jess dikutip dari Metro, Rabu (17/12/2025).
Bulan demi bulan berlalu, kondisinya tidak berubah hingga Jess akhirnya memutuskan pergi ke dokter. Saat itu, dokter mengatakan tubuh Jess masih beradaptasi dengan menstruasi dan kondisinya akan membaik.
Namun, kenyataannya tidak demikian. Pada masa awal-awal tersebut, ia bisa menstruasi sampai 7-9 hari, dan bahkan lebih lama. Itu membuat Jess, ketakutan tiap menstruasi datang.
Perdarahannya ketika itu begitu parah, hingga harus mengganti pembalut tiap jam. Itu membuatnya pucat dan sangat lemah. Kondisi itu membuatnya berhenti menjalani hobinya seperti berenang dan balet.
"Hal itu membuatku sangat cemas. Aku merasa itu memalukan sekali," ceritanya.
"Orang-orang berpikir karena menstruasi mereka hanya tiga atau empat hari dan baik-baik saja, maka semua orang seharusnya begitu. Mereka sama sekali tidak memahami seberapa parah kondisiku. Aku sangat kesulitan, karena sering disepelekan dan orang-orang kurang berempati," ungkap Jess.
(avk/suc)