Awas, Hal-hal Sepele dalam Keseharian Ini Bisa Bikin Mati Muda

Ulasan Khas Mati Muda

Awas, Hal-hal Sepele dalam Keseharian Ini Bisa Bikin Mati Muda

Zanel Farha Wilda - detikHealth
Rabu, 02 Apr 2014 10:00 WIB
Awas, Hal-hal Sepele dalam Keseharian Ini Bisa Bikin Mati Muda
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Ancaman mati muda membayani manusia-manusia modern yang gaya hidupnya kurang sehat. Hal-hal yang dianggap sepele dalam keseharian, diam-diam menjadi faktor risiko berbagai penyakit mematikan yang siap merenggut masa muda.

Beberapa kebiasaan buruk sehari-hari yang bisa menyebabkan kematian dini antara lain sebagai berikut, dirangkum dari perbincangan detikHealth dengan sejumlah pakar kesehatan, seperti ditulis Rabu (2/4/2014).

1. Merokok

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
"Merokok banyak jadi faktor risiko untuk terkena hipertensi, diabetes, jantung, bahkan stroke, di usia muda," jelas Prof Dr dr Budhi Setianto, SpJP, FIHA dari RS Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita.

Tidak perlu diragukan lagi, peringatan yang pernah dicantumkan pada kemasan rokok juga menyebutkan berbagai risiko tersebut. Bahkan untuk lebih memperjelas, peringatan itu kini dipertegas menjadi 'Merokok Membunuhmu' atau 'Smoking Kills'.

"Cara mengatasinya ya jauhilah rokok itu. Jangan merokok," lanjut Prof Budi.

2. Malas olahraga

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jangan malas untuk berolahraga. Saran saya ya sempatkanlah untuk olahraga, minimal setengah jam lah dalam satu hari, dan lakukan itu 5 kali dalam satu minggu. Olahraga kan juga berguna untuk menjaga berat badan tubuh," ucap Prof Budi

3. Kolesterol tinggi

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
"Biasanya kan usia muda itu tidak peduli makannya apa. Suka makan sembarangan, banyak daging, banyak lemak, dan akhirnya menyebabkan hipertensi karena kolesterolnya tinggi," kata Prof Budi.

Untuk mencegahnya, Prof Budi menyarankan untuk mengikuti pedoman Yayasan Jantung Indonesia yakni pedoman SEHAT. S berarti harus seimbang gizinya, E berarti enyahkan rokok, H untuk hindari stres, A untuk awasi tekanan darah, gula darah, kolesterol, berat badan, sedangkan T untuk teratur berolahraga.

4. Tinggal di daerah polusi

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Polusi dari lingkungan memang besar pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan seseorang. Makin banyak polusi, makin rentan pula seseorang terhadap risiko penyakit mematikan. Namun lingkungan bukan satu-satunya sumber polusi.

"Polusi di luar tubuh seperti udara memang tinggi, tetapi kita juga sering memperparah dengan polusi dalam diri yang berwujud makanan, baik makanan fisik, pikiran maupun jiwa yang kurang bahkan tidak selaras," kata dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV, DTM&H, MCTM, MHA, SpJP, LMPNLP, ELT, CCH dari RS Asri Jakarta.

Solusinya? Sederhana saja. Jauhi polusi, baik dari lingkungan maupun dari diri sendiri.

5. Lembur

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Kurang istirahat membuat daya tahan tubuh menurun, mudah terinfeksi kuman penyakit. Tubuh yang lemah juga mudah mengalami proses penuaan lebih cepat, sehingga rentan terhadap penyakit-penyakit degeneratif akibat penurunan fungsi tubuh. Lalu, apakah tidak boleh kerja lembur?

"Kerja lembur dapat disikapi dari beberapa sudut pandang. Apakah sebagai beban, sebagai cara untuk mendapatkan penghasilan lebih, atau sebagai pemacu untuk bekerja dengan cerdas?" kata dr Kasim.

Tentunya tidak ada larangan untuk menjadi pekerja keras, terlebih karena bangsa ini butuh jiwa-jiwa muda yang pantang menyerah untuk terus maju. Yang penting, jangan pernah lupakan istirahat yang cukup sebab tubuh manusia bukan robot.

6. Makan makanan tertentu

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jenis makanan tertentu memang memberikan dampak buruk terhadap kesehatan. Namun bukan jenisnya saja yang menjadi masalah, jumlah atau takarannya lebih menentukan efeknya di dalam tubuh, apakah memberikan efek baik atau buruk.

"Kecerdasan untuk menyikapinya bukan hanya dalam memilih jenis saja, tapi juga jumlahnya. Sebagai contoh adalah asumsi bahwa beras merah atau beras hitam lebih baik dari beras putih. Memang serat pada beras merah dan beras hitam lebih banyak, tapi kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak maka karbohidrat yang masuk juga tetap banyak," jelas dr Kasim.
Halaman 2 dari 7
"Merokok banyak jadi faktor risiko untuk terkena hipertensi, diabetes, jantung, bahkan stroke, di usia muda," jelas Prof Dr dr Budhi Setianto, SpJP, FIHA dari RS Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita.

Tidak perlu diragukan lagi, peringatan yang pernah dicantumkan pada kemasan rokok juga menyebutkan berbagai risiko tersebut. Bahkan untuk lebih memperjelas, peringatan itu kini dipertegas menjadi 'Merokok Membunuhmu' atau 'Smoking Kills'.

"Cara mengatasinya ya jauhilah rokok itu. Jangan merokok," lanjut Prof Budi.

Jangan malas untuk berolahraga. Saran saya ya sempatkanlah untuk olahraga, minimal setengah jam lah dalam satu hari, dan lakukan itu 5 kali dalam satu minggu. Olahraga kan juga berguna untuk menjaga berat badan tubuh," ucap Prof Budi

"Biasanya kan usia muda itu tidak peduli makannya apa. Suka makan sembarangan, banyak daging, banyak lemak, dan akhirnya menyebabkan hipertensi karena kolesterolnya tinggi," kata Prof Budi.

Untuk mencegahnya, Prof Budi menyarankan untuk mengikuti pedoman Yayasan Jantung Indonesia yakni pedoman SEHAT. S berarti harus seimbang gizinya, E berarti enyahkan rokok, H untuk hindari stres, A untuk awasi tekanan darah, gula darah, kolesterol, berat badan, sedangkan T untuk teratur berolahraga.

Polusi dari lingkungan memang besar pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan seseorang. Makin banyak polusi, makin rentan pula seseorang terhadap risiko penyakit mematikan. Namun lingkungan bukan satu-satunya sumber polusi.

"Polusi di luar tubuh seperti udara memang tinggi, tetapi kita juga sering memperparah dengan polusi dalam diri yang berwujud makanan, baik makanan fisik, pikiran maupun jiwa yang kurang bahkan tidak selaras," kata dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV, DTM&H, MCTM, MHA, SpJP, LMPNLP, ELT, CCH dari RS Asri Jakarta.

Solusinya? Sederhana saja. Jauhi polusi, baik dari lingkungan maupun dari diri sendiri.

Kurang istirahat membuat daya tahan tubuh menurun, mudah terinfeksi kuman penyakit. Tubuh yang lemah juga mudah mengalami proses penuaan lebih cepat, sehingga rentan terhadap penyakit-penyakit degeneratif akibat penurunan fungsi tubuh. Lalu, apakah tidak boleh kerja lembur?

"Kerja lembur dapat disikapi dari beberapa sudut pandang. Apakah sebagai beban, sebagai cara untuk mendapatkan penghasilan lebih, atau sebagai pemacu untuk bekerja dengan cerdas?" kata dr Kasim.

Tentunya tidak ada larangan untuk menjadi pekerja keras, terlebih karena bangsa ini butuh jiwa-jiwa muda yang pantang menyerah untuk terus maju. Yang penting, jangan pernah lupakan istirahat yang cukup sebab tubuh manusia bukan robot.

Jenis makanan tertentu memang memberikan dampak buruk terhadap kesehatan. Namun bukan jenisnya saja yang menjadi masalah, jumlah atau takarannya lebih menentukan efeknya di dalam tubuh, apakah memberikan efek baik atau buruk.

"Kecerdasan untuk menyikapinya bukan hanya dalam memilih jenis saja, tapi juga jumlahnya. Sebagai contoh adalah asumsi bahwa beras merah atau beras hitam lebih baik dari beras putih. Memang serat pada beras merah dan beras hitam lebih banyak, tapi kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak maka karbohidrat yang masuk juga tetap banyak," jelas dr Kasim.

(up/vit)

Mati Muda
17 Konten
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang harus meninggal di usia belia. Salah satu penyebab adalah penyakit yang dialami atau kecelakaan.
Berita Terkait