Beberapa kebiasaan buruk sehari-hari yang bisa menyebabkan kematian dini antara lain sebagai berikut, dirangkum dari perbincangan detikHealth dengan sejumlah pakar kesehatan, seperti ditulis Rabu (2/4/2014).
1. Merokok
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
Tidak perlu diragukan lagi, peringatan yang pernah dicantumkan pada kemasan rokok juga menyebutkan berbagai risiko tersebut. Bahkan untuk lebih memperjelas, peringatan itu kini dipertegas menjadi 'Merokok Membunuhmu' atau 'Smoking Kills'.
"Cara mengatasinya ya jauhilah rokok itu. Jangan merokok," lanjut Prof Budi.
2. Malas olahraga
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
3. Kolesterol tinggi
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
Untuk mencegahnya, Prof Budi menyarankan untuk mengikuti pedoman Yayasan Jantung Indonesia yakni pedoman SEHAT. S berarti harus seimbang gizinya, E berarti enyahkan rokok, H untuk hindari stres, A untuk awasi tekanan darah, gula darah, kolesterol, berat badan, sedangkan T untuk teratur berolahraga.
4. Tinggal di daerah polusi
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Polusi di luar tubuh seperti udara memang tinggi, tetapi kita juga sering memperparah dengan polusi dalam diri yang berwujud makanan, baik makanan fisik, pikiran maupun jiwa yang kurang bahkan tidak selaras," kata dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV, DTM&H, MCTM, MHA, SpJP, LMPNLP, ELT, CCH dari RS Asri Jakarta.
Solusinya? Sederhana saja. Jauhi polusi, baik dari lingkungan maupun dari diri sendiri.
5. Lembur
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Kerja lembur dapat disikapi dari beberapa sudut pandang. Apakah sebagai beban, sebagai cara untuk mendapatkan penghasilan lebih, atau sebagai pemacu untuk bekerja dengan cerdas?" kata dr Kasim.
Tentunya tidak ada larangan untuk menjadi pekerja keras, terlebih karena bangsa ini butuh jiwa-jiwa muda yang pantang menyerah untuk terus maju. Yang penting, jangan pernah lupakan istirahat yang cukup sebab tubuh manusia bukan robot.
6. Makan makanan tertentu
|
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Kecerdasan untuk menyikapinya bukan hanya dalam memilih jenis saja, tapi juga jumlahnya. Sebagai contoh adalah asumsi bahwa beras merah atau beras hitam lebih baik dari beras putih. Memang serat pada beras merah dan beras hitam lebih banyak, tapi kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak maka karbohidrat yang masuk juga tetap banyak," jelas dr Kasim.
Halaman 2 dari 7











































