Segala sesuatu jika dilakukan dengan berlebihan pasti bisa membawa efek buruk pada kesehatan tak terkecuali hal menyenangkan seperti bermain video game.
Beberapa waktu lalu, administrator IT di kota Fuzhou, China bernama Xu Yi terserang stroke ringan akibat terjadi pendarahan sebesar telur di otaknya dan penyumbatan pembuluh darah setelah ia menghabiskan waktu bermain game online selama seminggu.
Menanggapi hal ini, dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV, DTM&H, MCTM, MHA, SpJP, LMPNLP, ELT, CCH dari RS Asri Jakarta, mengatakan video game bisa menimbulkan efek buruk layaknya narkoba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan dr Kasim, bahkan di Amerika dilaporkan 250-100 remaja usia 9-16 tahun meninggal dalam setahun karena suatu jenis game. Meskipun diduga angka sebenarnya lebih tinggi karena tersamar dengan laporan bunuh diri.
Sementara itu, dokter kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr Andreas Prasadja mengutarakan jika pemicu kematian akibat terlalu lama bermain video game sebenarnya bermacam-macam dan salah satunya adalah kurang tidur.
"Tidur itu kan mempunyai peranan penting untuk tubuh. Jangan pernah malas untuk tidur, misalnya karena untuk bekerja apalagi main games," terang dr Andreas.
"Intinya ya cukupi kebutuhan tidur. Dewasa muda itu kan kebutuhan tidurnya 8,5 sampai 9 jam," imbuhnya.
Tahun lalu, remaja di Penang bernama Ong meninggal setelah bermain game di komputer selama 15 jam nonstop. Ia diduga meninggal akibat serangan jantung setelah bermain game tanpa henti. Kejadian serupa juga menimpa seorang broker berusia 35 tahun di bulan Desember 2012. Ia ditemukan tewas di dalam rumahnya dan diduga setelah bermain video game.
Tahun 2005, seorang pria di Korea Selatan meninggal akibat serangan jantung setelah bermain StarCraft selama 50 jam nonstop. Dua tahun kemudian pria berusia 30 tahun di Guangzhou meninggal setelah bermain video game terus menerus selama tiga hari.
(rdn/vit)











































