"Ketika puasa orang-orang lebih cenderung untuk makan dalam porsi sedikit dan teratur. Sedangkan ketika Lebaran, orang-orang akan lebih banyak mengisi perutnya dengan makanan ringan dan ngemil. Ngemil inilah yang dapat meningkatkan berat badan seseorang. Sebab dalam kue-kue Lebaran lebih banyak kadar karbohidrat dan kolesterol," tutur ahli jantung dari RS Jantung Harapan Kita, dr Isman Firdaus, SpJP-FIHA, kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (6/8/2014).
dr Isman melanjutkan bahwa meningkatnya berat badan ini juga menimbulkan risiko penyakit kardiovaskular. Mengapa demikian?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, jika LDL ini bereaksi dengan oksigen yang ada di dalam darah, maka akan dapat menyebabkan munculnya peradangan. Jika berlanjut dan tidak dicegah dengan cepat, peradangan ini dapat menyebabkan sumbatan pada lapisan tersebut dan mengakibatkan serangan jantung pada orang tersebut.
Sementara itu, dr Andra Azwar, SpPD, dari RS Royal Taruma Jakarta menyebutkan kondisi ini masih bisa dihindari jika mereka yang awalnya memiliki berat badan yang bisa dibilang normal kemudian naik sebanyak 4 atau 5 kg. Risiko penyakit jantung ini sebaiknya lebih diperhatikan pada mereka yang memang dari awal sudah obesitas dan ketika Lebaran berat badan mereka bertambah.
"Tak hanya itu, pola makan yang kurang baik dan bertambahnya berat badan juga dapat memengaruhi kadar kolesterol menjadi lebih tinggi dan menyebabkan serangan jantung atau bahkan diabetes," pungkas dr Andra.
(ajg/up)











































