Namun pakar mengatakan bahwa terlalu sering menggunakan sex toys juga bisa merusak hubungan pasutri. Sebabnya kenikmatan seksual yang dirasakan hanya berlaku bagi satu pihak serta minimnya interaksi yang terjadi antara pasutri ketika menggunakan sex toys.
"Sex toy memang mempunyai nilai plus tersendiri. Memang dengan adanya sex toy bisa mengeksplorasi daerah-daerah rangsangan baru sehingga membuat penggunanya excited. Tapi jika terlalu sering, hubungan pasutri bisa retak karena tak adanya intimacy." tutur psikolog seksual Zoya Amirin dalam konsultasi detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamat kesehatan seksual dari Universitas Tarumanegara, dr Andri Wanananda, MS pun mengatakan hal serupa. Dijelaskannya bahwa kualitas orgasme yang didapat ketika bercinta dengan pasangan jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan sex toys.
"Pada hakikatnya sex toys adalah alat yg digunakan untuk masturbasi, jelasnya masturbasi dengan objek-statis atau objek-tidak hidup. Kualitasnya jauh berbeda dengan bercinta dengan objek hidup," ungkap dr Andri ketika dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (3/12/2014).
Proses bercinta dengan pasangan maupun sex tosy memang sama-sama berakhir dengan orgasme. Namun, bercinta dengan pasangan tak hanya menghasilkan orgasme atau kenikmatan seksual saja. Ada rasa kasih sayang yang menyebabkan pasangan makin erat. Hal ini tidak dapat diraih jika hanya menggunakan sex toys.
"ML dengan partner-hidup , proses reaksi seksual berakhir dengan orgasme (kenikmatan seksual) beserta 'loving-kindness' (kasih sayang) dan 'intimate relationship' (hubungan yg mengeratkan antar pasangan). Kesimpulannya, bercinta dengan objek hidup (pasangan/partner) jauh lebih berkualitas ketimbang ML dengn sex toys," pungkasnya.
(mrs/vit)











































