Belum Ada Cara Cegah Caroli Disease, Kuning pada Bayi Jangan Disepelekan

Penyakit Hati pada Bayi

Belum Ada Cara Cegah Caroli Disease, Kuning pada Bayi Jangan Disepelekan

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 18 Feb 2015 12:03 WIB
Belum Ada Cara Cegah Caroli Disease, Kuning pada Bayi Jangan Disepelekan
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Sebagian besar penyakit memang bisa dicegah salah satunya dengan menghindari faktor risiko penyakit tersebut. Lalu, pada penyakit hati yang bisa dialami bayi yakni caroli disease, adakah cara untuk mencegah agar anak tak terkena penyakit tersebut?

"Sampai saat ini belum ada tindakan yang bisa kita lakukan untuk mencegah caroli disease," ujar Dr dr Hanifah Oeswari SpA(K), konsultan gastro hepatologi anak FKUI/RSCM saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (18/2/2015).

Caroli disease merupakan penyakit hati yang dialami oleh bayi berupa timbulnya kista di dalam atau di luar hati. Untuk menangani penyakit ini, pasien membutuhkan transplantasi hati. dr Hanifah mengungkapkan gejala caroli disease sebetulnya bisa timbul sejak lahir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesekali, caroli disease bisa ditandai dengan kuning. Sehingga, ketika bayi kuning bisa dicurigai salah satunya karena caroli disease. Maka dari itu, diharapkan orang tua tidak menganggap sepele kondisi anak yang kuning, terutama jika sudah lebih dari usia 2 minggu," terang dokter berkacamata ini.

Baca juga: Idap Caroli Disease, Bayi 11 Bulan Ini Butuh Bantuan untuk Cangkok Hati

Selain kuning, gejala caroli disease lainnya yakni feses seperti dempul dan urine yang pekat seperti teh, mirip seperti gejala atresia bilier. Tetapi, gejala lain bisa saja timbul bukan di awal kelahiran, misalnya saat anak berusia satu tahun.

"Misalnya terjadi infeksi di dalam kista atau ada perubahan fungsi hati saat pemeriksaan laboratorium. Kalau begitu, akan dilakukan pemeriksaan lanjut untuk memastikan apakah ini caroli disease atau gangguan hati lainnya," kata dr Hanif.

Kista yang di luar hati, lanjut dr Hanif, berisiko lebih tinggi untuk pecah dibandingkan kista yang terletak di dalam hati yang notabene lebih 'terlindungi' oleh hati. Meski kista di dalam hati jarang pecah, namun jika terlalu besar, sel-sel hati tidak bisa berkembang.

Akibatnya, bagian-bagian hati yang lain kurang berkembang dengan baik. Nah, kondisi seperti inilah jika dalam tingkat ringan mesti dibantu dengan obat. Sebaliknya, ketika kondisinya sudah parah, maka harus dilakukan transplantasi.

"Risiko kista pecah bisa mengakibatkan kematian karena kejadian infeksi dan berat sehingga infeksi tidak bisa diatasi. Terutama kalau kista yang pecah itu di luar hati, bisa menyebabkan perut keras, meradang dan bisa menimbulkan kematian juga kalau empedu keluar ke dalam rongga usus," papar dr Hanif.

Baca juga: Diberikan Sembarangan, Parasetamol Bisa Timbulkan Gangguan Hati pada Anak


(rdn/vit)
Ulasan Khas Penyakit Si Kecil
10 Konten
Penyakit bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Untuk itu perlunya kewaspadaan orang tua agar anak agar tak gampang terserang penyakit. Yuk simak ulasan khas ini.

Berita Terkait