Menurut pengalaman konsultan gastro hepatologi anak FKUI/RSCM Dr dr Hanifah Oeswari SpA(K), dalam rentang waktu satu sampai dua tahun, bisa ditemukan satu kasus bayi dengan caroli disease. Sedangkan, untuk kasus atresia bilier, meskipun tidak menyebut jumlahnya secara pasti, makin tahun jumlah pasien yang datang ke RS Cipto Mangunkusumo makin meningkat.
"Dengan adanya informasi dari media juga membantu masyarakat supaya lebih hati-hati dan lebih nggak menganggap enteng bayi kuning," tutur dr Hanif saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (18/2/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Di Inggris, Bayi Usia 5-8 Hari Wajib Jalani Deteksi Dini Penyakit Bawaan
"Pasien atresia bilier di RSCM hampir tiap bulan 1-2 pasien bisa datang. Dibanding tahun sebelumnya memang jarang. Mungkin masuknya berita atresia bilier di banyak media, di satu pihak juga membantu kami dengan memperluas info pada orang tua," lanjut dr Hanif.
Dengan begitu, dikatakan dr Hanif banyak simpatisan yang mau membantu dan hal yang paling penting yakni pasien tidak terlambat ditangani. Sebab, jika pasien terlambat ditangani, pastinya akan dibutuhkan biaya pengobatan yang sangat besar.
dr Hanif menambahkan gejala caroli disease dengan atresia bilier memang umumnya sama, misalnya bayi kuning dan feses berwarna seperti dempul. Pada dasarnya, lanjut dr Hanif, saat bayi kuning kemungkinan besar ada kelainan hati sehingga perlu dicari penyebabnya.
"Salah satunya yang paling sering memang atresia bilier dan jika bukan, ada kemungkinan penyakit lain dan caroli disease termasuk penyakit yang cukup berat dan butuh transplantasi," tutup dr Hanif.
Baca juga: Stop ASI Bisa Atasi Kondisi Bayi Kuning Saat Lahir? Ah, Belum Tentu
(rdn/vit)











































