5 Terapi Paling Unik dan Mutakhir Sepanjang 2017

Kilas Balik Kesehatan

5 Terapi Paling Unik dan Mutakhir Sepanjang 2017

Hanna Pratiwi - detikHealth
Kamis, 28 Des 2017 19:04 WIB
5 Terapi Paling Unik dan Mutakhir Sepanjang 2017
Foto: Suherni/detikHealth
Jakarta - Bila datang suatu penyakit pasti semua orang akan berusaha mengobatinya. Berbagai macam pengobatan tak henti-hentinya dicoba. Salah satunya terapi yang dipercaya menjadi pelengkap dari suatu pengobatan. Terapi digadang-gadang sukses membuat penyakit sembuh. Maka tak jarang kita menjumpai masyarakat yang meyakini terapi dan masih melakukannya hingga saat ini.

Sebenarnya terapi memiliki artian pengobatan juga, namun masyarakat ada yang menafsirkan berbeda. Ada yang menafsirkan terapi pengobatannya lebih tradisional, yang dilakukan bukan berdasarkan anjuran medis. Padahal banyak terapi yang menggunakan bantuan tenaga medis. Terapi tradisional tampak menghiasi plang jalan dengan tulisan terapi tradisional dan berbagai macamnya. Dari tahun ke tahun tentunya terapi semakin inovatif, sehingga ada terapi baru setiap tahunnya. Bagi Anda penggemar terapi tradisional tentunya tetap hati-hati saat menemui terapi baru yang disebut-sebut dapat menyembuhkan penyakit. Kadang terapi tersebut tanpa penelusuran tenaga medis, sehingga kesehatan dapat ikut terancam.

Si pembuat terapi tentunya tetap menghasilkan pembaharuan sejalan dengan penyakit yang ada. Penyakit terus tumbuh, terapi juga ikut modern dengan cara yang baik serta dengan pengujian. Dirangkum detikHealth dari berbagai sumber berikut berbagai macam terapi mulai dari terapi memeluk sapi sampai terapi senyawa CX-5461 yang baru hadir sepanjang 2017.

1. Terapi memeluk sapi

Foto: Dok. Buure TV screengrab
Memeluk hewan menjadi kebiasaan seseorang, seperti memeluk anjing ataupun kucing. Sebagian orang tak bisa lepas dari kebiasaan memeluk hewan peliharaan yang diklaim mampu memberikan rasa tenang. Tapi, bagaimana kalau mencoba dengan terapi yang baru yaitu dengan memeluk sapi. Kalau di Indonesia, sering terdengar sapi dapat melukai manusia. Tapi cobalah memeluk sapi seperti wanita 25 tahun di Tenniken, Swiss bernama Sibylle Zwygart. Ia mencoba memafaatkan sapi sebagai terapi untuk membuat rasa tenang pada diri sendiri. Sibylle membuka peternakan sapi yang bisa dikunjungi anak-anak. Di sana, anak-anak bisa belajar tentang sapi dan berinteraksi dengan hewan tersebut.

"Anak-anak bisa datang dan memberi makan sapi dan mengajak sapi-sapi itu berjalan-jalan. Nah, kemudian, saya membuat sesi berpelukan dengan sapi sebagai bentuk terapi. Ide ini muncul setelah saya membaca praktik ini sudah diterapkan di Belanda supaya orang-orang lebih tenang dengan gaya hidupnya yang sibuk," kata Sibylle, kepada BZ Basel.

Bagi Anda yang tertarik dengan terapi memeluk sapi ini tetap hati-hati saat berada di dekat sapi karena kalau Anda bergerak hingga membuat sapi takut. Sapi juga akan ikut membahayakan diri Anda.

Baca juga: Saat Memeluk Sapi Dijadikan Terapi Agar Seseorang Lebih Rileks

4 Terapi Unik yang Dipercaya Bisa Bikin Rileks

Siapa Sangka, 4 Hewan Ini Bisa Diandalkan untuk Redakan Stres


2. Terapi tidur nyenyak

Foto: Thinkstock
Terapi baru untuk mengurangi stres bagi pasien diabetes belakangan ini mulai dipraktikkan. Terapi ini akan membuat pasien diabetes tertidur lebih nyenyak. Penelitian terbaru dari Amerika Serikat menyebut pasien diabetes yang juga mengalami obesitas bisa mengontrol gula darah dengan menghindari stres. Syaratnya, pasien harus melakukan terapi mindfulness-based stress reduction (MBSR). MBSR adalah terapi stres yang terdiri dari meditasi, body awareness dan berbagai teknik pencegahan stres dan ansietas lainnya. Penelitian sebelumnya sudah membuktikan MBSR mampu mengurangi stres akibat nyeri kronis pada pasien kanker dan penyakit lainnya.

dr Nazia Raja-Khan dari Penn State College of Medicine di Hershey, Pennsylvania, melakukan penelitian kepada 86 wanita pasien diabetes dan obesitas. Ternyata terapi MBSR membuat partisipan tidur lebih nyenyak dan jarang merasa cemas. Sayangnya, tidak ada efek berarti pada berat badan, kadar kolesterol ataupun respons terhadap hormon insulin.

"Penelitian ini membutuhkan lanjutan untuk melihat efek jangka panjang terapi MBSR bagi pasien diabetes dan obesitas. Ke depannya, MBSR bisa menjadi terapi standar untuk pencegahan dan penanganan diabetes," tutur dr Raja-Khan, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Terapi Stres Bisa Turunkan Gula Darah Pasien Diabetes yang Obesitas

Kenali Lebih Dekat Diabetes, si Silent Killer

Pengidap Diabetes Bisa Survive! Begini Cara Mengendalikan Penyakitnya


3. Suntikan untuk nyeri sendi

Foto: Thinkstock
Nyeri sendi merupakan hal yang kadang menyerang siapa saja. Ada banyak cara untuk mengobati nyeri sendi atau osteoarthritis, salah satunya dengan suntikan. Menurut dr Ghuna Arioharjo Utoyo, SpOT pada dasarnya pengobatan nyeri sendi dengan suntikan dilakukan sebelum operasi pergantian sendi. Hal itu dilaksanakan untuk merangsang pertumbuhan sel tulang rawan.

Namun, penanganan dengan suntikan dianggap tidak merangsang pertumbuhan tulang rawan sebanyak yang diinginkan sehingga terkesan percuma. Biaya untuk melakukan terapi suntik sendi tergolong membutuhkan biaya yang cukup besar. Sementara untuk waktu pengobatan, dr Ghuna mengatakan memerlukan observasi selama enam bulan dengan catatan bahwa perawatan seperti fisioterapi dilakukan secara rutin. Namun saat keluhan tidak berkurang setelah enam bulan maka disarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: Ini Kata Dokter Soal Terapi Nyeri Sendi dengan Suntikan

Satu Lagi, Kencur yang Diekstrak Bisa Turunkan Risiko Radang Sendi

Kenali, Ini Penyebab Nyeri Sendi pada Anak Muda


4. Terapi air

Foto: Suherni/detikHealth
Nah, bagi kalian penyuka olahraga air pastinya sudah biasa terkena basahan air. Jangan salah bukan hanya sekadar basahan air, water exercise atau olahraga air dapat merangsang perkembangan saraf sensorik dan motorik, dan juga bisa membantu mengatasi gangguan saraf, mulai dari masalah pada lutut hingga stroke.

Berdasarkan pengalaman Damiana Widowati atau yang akrab disapa Dotty, pemilik dari Water Exercise Therapy (WET) Indonesia, biasanya yang datang untuk melakukan olahraga air adalah mereka yang mempunyai masalah kesehatan seperti stroke. Banyak kedatangan pasien stroke, tetapi ia mengaku kasus stroke adalah kasus terberat baginya. Sebab, pasien biasanya tidak hanya terbebani oleh fisik tapi juga oleh mental.

Gerakan terapi ini mirip gerakan fisioterapi. Dotty, terapis WET juga menyarankan agar yang sehat untuk mengikuti olahraga air untuk mencegah terjadinya penyakit.

Baca juga: Foto: Serunya Olahraga Air, Terapi Sambil Bersenang-senang

Gunakan Terpal dan Air, Salah Satu Cara Pertolongan Heatstroke

Selain Nutrisi, Olahraga Air Juga Baik Bagi Perkembangan Saraf Manusia


5. Terapi senyawa CX-5461

Foto: iStock
Baru-baru ini suami dari artis Ririn Ekawati meninggal dunia karena leukemia, sejenis kanker yang menyerang darah dan sumsum tulang. Selain itu, aktor Adam West pemeran tokoh Batman di serial TV tahun 1960-an juga meninggal karena leukemia.

Untuk mengobati pasien leukemia, para ilmuwan The Australian National University (ANU) tengah menggarap suatu pengobatan baru untuk penyakit leukemia agresif yang efektivitasnya diklaim melebihi kemoterapi. Ilmuwan dari The John Curtin School of Medical Research (JCSMR) di ANU, Dr Nadine Hein mengatakan bahwa para peneliti telah berhasil mengobati acute myeloid leukemia (AML) pada tikus dengan menggunakan pengobatan baru. AML adalah salah satu jenis kanker darah dan sumsum tulang.

Tidak hanya dapat mengurangi jumlah sel kanker, terapi ini juga dapat mengurangi jumlah sel punca kanker yang cenderung terus berkembang dan tahan terhadap kemoterapi. Dr Hein juga menuturkan bahwa para peneliti menggunakan senyawa yang dinamakan CX-5461 untuk menargetkan proses pembuatan protein di dalam sel kanker.

Baca juga: Terapi Baru untuk Leukemia, Kanker yang Menyerang Suami Ririn Ekawati

Penjelasan Soal Leukemia, Penyakit yang Diidap Suami Ririn Ekawati

Ada Banyak Jenisnya, Kenali Leukemia yang Membunuh Suami Ririn Ekawati



Halaman 2 dari 6
Memeluk hewan menjadi kebiasaan seseorang, seperti memeluk anjing ataupun kucing. Sebagian orang tak bisa lepas dari kebiasaan memeluk hewan peliharaan yang diklaim mampu memberikan rasa tenang. Tapi, bagaimana kalau mencoba dengan terapi yang baru yaitu dengan memeluk sapi. Kalau di Indonesia, sering terdengar sapi dapat melukai manusia. Tapi cobalah memeluk sapi seperti wanita 25 tahun di Tenniken, Swiss bernama Sibylle Zwygart. Ia mencoba memafaatkan sapi sebagai terapi untuk membuat rasa tenang pada diri sendiri. Sibylle membuka peternakan sapi yang bisa dikunjungi anak-anak. Di sana, anak-anak bisa belajar tentang sapi dan berinteraksi dengan hewan tersebut.

"Anak-anak bisa datang dan memberi makan sapi dan mengajak sapi-sapi itu berjalan-jalan. Nah, kemudian, saya membuat sesi berpelukan dengan sapi sebagai bentuk terapi. Ide ini muncul setelah saya membaca praktik ini sudah diterapkan di Belanda supaya orang-orang lebih tenang dengan gaya hidupnya yang sibuk," kata Sibylle, kepada BZ Basel.

Bagi Anda yang tertarik dengan terapi memeluk sapi ini tetap hati-hati saat berada di dekat sapi karena kalau Anda bergerak hingga membuat sapi takut. Sapi juga akan ikut membahayakan diri Anda.

Baca juga: Saat Memeluk Sapi Dijadikan Terapi Agar Seseorang Lebih Rileks

4 Terapi Unik yang Dipercaya Bisa Bikin Rileks

Siapa Sangka, 4 Hewan Ini Bisa Diandalkan untuk Redakan Stres


Terapi baru untuk mengurangi stres bagi pasien diabetes belakangan ini mulai dipraktikkan. Terapi ini akan membuat pasien diabetes tertidur lebih nyenyak. Penelitian terbaru dari Amerika Serikat menyebut pasien diabetes yang juga mengalami obesitas bisa mengontrol gula darah dengan menghindari stres. Syaratnya, pasien harus melakukan terapi mindfulness-based stress reduction (MBSR). MBSR adalah terapi stres yang terdiri dari meditasi, body awareness dan berbagai teknik pencegahan stres dan ansietas lainnya. Penelitian sebelumnya sudah membuktikan MBSR mampu mengurangi stres akibat nyeri kronis pada pasien kanker dan penyakit lainnya.

dr Nazia Raja-Khan dari Penn State College of Medicine di Hershey, Pennsylvania, melakukan penelitian kepada 86 wanita pasien diabetes dan obesitas. Ternyata terapi MBSR membuat partisipan tidur lebih nyenyak dan jarang merasa cemas. Sayangnya, tidak ada efek berarti pada berat badan, kadar kolesterol ataupun respons terhadap hormon insulin.

"Penelitian ini membutuhkan lanjutan untuk melihat efek jangka panjang terapi MBSR bagi pasien diabetes dan obesitas. Ke depannya, MBSR bisa menjadi terapi standar untuk pencegahan dan penanganan diabetes," tutur dr Raja-Khan, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Terapi Stres Bisa Turunkan Gula Darah Pasien Diabetes yang Obesitas

Kenali Lebih Dekat Diabetes, si Silent Killer

Pengidap Diabetes Bisa Survive! Begini Cara Mengendalikan Penyakitnya


Nyeri sendi merupakan hal yang kadang menyerang siapa saja. Ada banyak cara untuk mengobati nyeri sendi atau osteoarthritis, salah satunya dengan suntikan. Menurut dr Ghuna Arioharjo Utoyo, SpOT pada dasarnya pengobatan nyeri sendi dengan suntikan dilakukan sebelum operasi pergantian sendi. Hal itu dilaksanakan untuk merangsang pertumbuhan sel tulang rawan.

Namun, penanganan dengan suntikan dianggap tidak merangsang pertumbuhan tulang rawan sebanyak yang diinginkan sehingga terkesan percuma. Biaya untuk melakukan terapi suntik sendi tergolong membutuhkan biaya yang cukup besar. Sementara untuk waktu pengobatan, dr Ghuna mengatakan memerlukan observasi selama enam bulan dengan catatan bahwa perawatan seperti fisioterapi dilakukan secara rutin. Namun saat keluhan tidak berkurang setelah enam bulan maka disarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: Ini Kata Dokter Soal Terapi Nyeri Sendi dengan Suntikan

Satu Lagi, Kencur yang Diekstrak Bisa Turunkan Risiko Radang Sendi

Kenali, Ini Penyebab Nyeri Sendi pada Anak Muda


Nah, bagi kalian penyuka olahraga air pastinya sudah biasa terkena basahan air. Jangan salah bukan hanya sekadar basahan air, water exercise atau olahraga air dapat merangsang perkembangan saraf sensorik dan motorik, dan juga bisa membantu mengatasi gangguan saraf, mulai dari masalah pada lutut hingga stroke.

Berdasarkan pengalaman Damiana Widowati atau yang akrab disapa Dotty, pemilik dari Water Exercise Therapy (WET) Indonesia, biasanya yang datang untuk melakukan olahraga air adalah mereka yang mempunyai masalah kesehatan seperti stroke. Banyak kedatangan pasien stroke, tetapi ia mengaku kasus stroke adalah kasus terberat baginya. Sebab, pasien biasanya tidak hanya terbebani oleh fisik tapi juga oleh mental.

Gerakan terapi ini mirip gerakan fisioterapi. Dotty, terapis WET juga menyarankan agar yang sehat untuk mengikuti olahraga air untuk mencegah terjadinya penyakit.

Baca juga: Foto: Serunya Olahraga Air, Terapi Sambil Bersenang-senang

Gunakan Terpal dan Air, Salah Satu Cara Pertolongan Heatstroke

Selain Nutrisi, Olahraga Air Juga Baik Bagi Perkembangan Saraf Manusia


Baru-baru ini suami dari artis Ririn Ekawati meninggal dunia karena leukemia, sejenis kanker yang menyerang darah dan sumsum tulang. Selain itu, aktor Adam West pemeran tokoh Batman di serial TV tahun 1960-an juga meninggal karena leukemia.

Untuk mengobati pasien leukemia, para ilmuwan The Australian National University (ANU) tengah menggarap suatu pengobatan baru untuk penyakit leukemia agresif yang efektivitasnya diklaim melebihi kemoterapi. Ilmuwan dari The John Curtin School of Medical Research (JCSMR) di ANU, Dr Nadine Hein mengatakan bahwa para peneliti telah berhasil mengobati acute myeloid leukemia (AML) pada tikus dengan menggunakan pengobatan baru. AML adalah salah satu jenis kanker darah dan sumsum tulang.

Tidak hanya dapat mengurangi jumlah sel kanker, terapi ini juga dapat mengurangi jumlah sel punca kanker yang cenderung terus berkembang dan tahan terhadap kemoterapi. Dr Hein juga menuturkan bahwa para peneliti menggunakan senyawa yang dinamakan CX-5461 untuk menargetkan proses pembuatan protein di dalam sel kanker.

Baca juga: Terapi Baru untuk Leukemia, Kanker yang Menyerang Suami Ririn Ekawati

Penjelasan Soal Leukemia, Penyakit yang Diidap Suami Ririn Ekawati

Ada Banyak Jenisnya, Kenali Leukemia yang Membunuh Suami Ririn Ekawati



(up/up)

Berita Terkait