Dibanding Frekuensi Ejakulasi, Makanan Lebih Pengaruhi Risiko Kanker Prostat

Dibanding Frekuensi Ejakulasi, Makanan Lebih Pengaruhi Risiko Kanker Prostat

Ardela Nabila - detikHealth
Kamis, 18 Feb 2021 21:54 WIB
Dibanding Frekuensi Ejakulasi, Makanan Lebih Pengaruhi Risiko Kanker Prostat
Kanker prostat (Foto: ilustrasi/thinkstock)
Jakarta -

Menjaga gaya hidup sehat sangat penting agar terhindar dari berbagai risiko penyakit, salah satunya adalah kanker prostat. Kanker prostat merupakan kanker dengan pengidap terbanyak ke-4 terbanyak di dunia.

Selain itu, kanker prostat menempati urutan ke-2 kanker yang paling banyak diidap oleh pria setelah kanker paru. Menurut dokter, kanker prostat sering kali terdiagnosis ketika sudah memasuki stadium lanjut. Padahal, keberhasilan sembuh dari kanker prostat lebih tinggi jika diketahui lebih dini agar sel kanker dapat segera diangkat.

Konsultan Uro-Onkologi, dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp U(K), PhD, menyebutkan bahwa risiko terkena kanker prostat dapat meningkat jika seseorang sering mengonsumsi makanan tinggi lemak dan rendah serat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau diet kita tidak bagus, misalnya tinggi lemak, rendah serat, itu meningkatkan terjadinya kanker prostat. Tentu kita harus melakukan diet dengan baik," ujar dr Agus pada acara Virtual Media Briefing dalam rangka memperingati World Cancer Day 2021 pada Rabu (17/2/2021).

Sementara itu, dr Agus mengatakan bahwa pola hidup sehat seperti mengecek kesehatan secara berkala, menghindari rokok, serta melakukan olahraga teratur dapat mengurangi risiko terkena kanker prostat.

ADVERTISEMENT

"Rutin mengecek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin berolahraga. Tentu olahraga ini membuat tubuh menjadi lebih sehat, ya. Jadi, rutin berolahraga selama 30 menit per hari atau 3 kali seminggu," jelasnya.

Ia kemudian melanjutkan bahwa istirahat cukup dan mengelola stres juga tak kalah pentingnya agar seseorang dapat terhindar dari risiko kanker.

"Istirahat cukup, kemudian kelola stres. Jadi pola hidup sehat itu yang tadi dikatakan bisa menurunkan risiko terjadinya kanker prostat," lanjutnya.

Di sisi lain, kanker prostat biasanya diidap oleh pria yang telah berusia di atas 50 tahun. Namun, terdapat beberapa kasus kanker prostat yang ternyata dialami oleh pria di bawah usia 50 tahun.

"Terkait usia, ya, itu memang lebih banyak (terjadi pada) usia di atas 50 tahun. Di bawah 50 tahun, namanya kanker itu ada dan kita pernah mengalami, tapi sangat-sangat jarang. Selama saya menjadi urologi, itu baru menangani 2 kasus yang usianya di bawah 50 tahun," ungkap dr Agus.

Menurutnya, hal tersebut terjadi karena adanya kemungkinan terdapat karakteristik berbeda, tetapi ia menekankan bahwa kasus ini sangat jarang terjadi. Sehingga, masyarakat, khususnya pria, tidak perlu khawatir.

"Mungkin memang punya karakteristik yang sangat berbeda dan sangat jarang, tapi jangan khawatir," pungkasnya.

Terakhir, dr Agus menghimbau kepada seluruh masyarakat, terutama yang telah berusia 40 tahun, agar melakukan pengecekan medis secara rutin guna mengurangi terjadinya kanker prostat.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Joe Biden Jalani Terapi Radiasi untuk Kanker Prostat"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait