Curah hujan tinggi menyebabkan sejumlah wilayah di Jabodetabek terendam banjir. Hujan yang tak kunjung berhenti sejak Jumat malam (19/2/2021) hingga pagi ini (20/2/2021) membuat rumah-rumah terendam banjir bahkan ketinggian air mencapai 1 meter.
Berbicara soal banjir, ada risiko kesehatan yang bisa muncul. Mereka yang terkena dampak banjir berisiko terinfeksi penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung dengan air yang tercemar.
Berikut penyakit-penyakit yang bisa muncul saat banjir:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Diare
Saat banjir melanda, akses air bersih menjadi sulit. Bagi mereka yang akhirnya harus mengungsi, dapur umum bisa jadi salah satu titik rawan penyebab diare. Bila tidak dimasak dengan baik, makanan bisa terkontaminasi kuman yang mengganggu pencemaran hingga menyebabkan diare.
2. Leptospirosis
Bangkai dan kencing tikus juga harus diwaspadai sebagai sumber penyakit di musim hujan, apalagi bila terjadi banjir. Bakteri Leptospira yang ditularkan lewat kencing tikus bisa memicu leptospirosis.
Penularannya bisa terjadi melalui luka terbuka atau melalui kulit yang berada di dalam air dalam waktu yang lama atau selaput lendir mata dan mulut. Gejalanya adalah flu normal dengan sakit kepala, demam, nyeri otot, infeksi mata merah dan mata berair.
3. ISPA
Lembab dan dingin saat banjir akan meningkatkan risiko infeksi karena daya tahan tubuh cenderung menurun, alhasil Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan keluhan umum yang banyak dijumpai saat banjir terjadi.
4. Hipotermia
Anak-anak dan orang tua berisiko mengalami hipotermia selama banjir. Gejalanya tergantung pada tingkat keparahan hipotermia.
Hipotermia adalah keadaan darurat medis yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada menghasilkan panas. Kondisi ini menyebabkan suhu tubuh sangat rendah yaitu di bawah 35 derajat celcius.
(kna/kna)











































