Kemenkes Bantah Omicron di Bekasi, Para Ahli Malah Yakin Sudah Masuk RI

ADVERTISEMENT

Round Up

Kemenkes Bantah Omicron di Bekasi, Para Ahli Malah Yakin Sudah Masuk RI

Razdkanya Ramadhanty - detikHealth
Kamis, 09 Des 2021 06:00 WIB
Female doctor holds a face mask with - Omicron variant text on it. Covid-19 new variant - Omicron. Omicron variant of coronavirus. SARS-CoV-2 variant of concern
Varian Omicron (Foto: Getty Images/iStockphoto/golibtolibov)
Jakarta -

Sempat heboh, kabar varian Omicron B.1.1.529 ditemukan di Bekasi akhirnya dibantah Kementerian Kesehatan RI. Ditegaskan, hingga saat ini belum ada temuan kasus varian Omicron yang terkonfirmasi.

"Kami belum menemukan. Sampai saat ini pemerintah masih menggencarkan whole genome sequencing," beber Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, dr Maxi Rein Rondonuwu saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (8/12/2021).

Meski demikian, para pakar meyakini varian Omicron tidak mustahil diam-diam sudah masuk Indonesia tanpa terdeteksi. Lemahnya genome sequencing saat ini, ditambah makin longgarnya pintu masih lintas negara, membuat para pakar makin yakin sudah ada kasus Omicron meski tak terdeteksi.

Dalam wawancara dengan detikcom, ahli epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyebutkan, sangat mungkin varian Omicron sudah masuk ke Indonesia dan negara Asia lainnya. Menurutnya, hasil surveilans genomic yang rendah malah memperkuat dugaan varian tersebut sudah masuk.

"Kemungkinan bahwa varian ini sudah ada atau terdeteksi setidaknya 1, 2, 3 (kasus) itu ya tentu ada, karena pertama kalau bicara ketika varian ditemukan iya bukan berarti pada hari itu dia benar-benar baru muncul, kan nggak seperti itu," beber Dicky saat dihubungi detikcom, Selasa (30/11/2021).

Dicky menuturkan, kemungkinan besar varian Omicron sudah terlebih dahulu menyebar sejak dua hingga tiga pekan sebelumnya. Maka, hal itu menambah potensi bahwa varian ini sudah menyebar ke banyak negara, termasuk Indonesia.

Sementara itu, juru bicara RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK menilai, belum adanya laporan virus Omicron bukan berarti Indonesia bebas dari varia tersebut. Dia meminta masyarakat agar tetap waspada.

"Yang belum melaporkan, bukan berarti bebas dari kasus Omicron. Bisa saja karena belum berhasil mendeteksi. Seperti Arab Saudi, Amerika Serikat, Australia itu berhasil mendeteksi," kata Tonang saat dihubungi detikcom, Kamis (2/12/2021).

Dosen Fakultas Kedokteran UNS itu mengatakan masyarakat tidak perlu memikirkan seberapa ganas varian tersebut, tetapi ia meminta seluruh pihak wajib melakukan antisipasi.

Upaya Pencegahan Penyebaran Varian Omicron

dr Tonang menegaskan, cara pencegahan penyebaran Omicron tidak berbeda dengan varian sebelumnya. Dia menyarankan perketatan protokol kesehatan, terutama mobilitas antar negara.

"Kepada pemerintah, jangan pernah bosan mengingatkan untuk protokol kesehatan, terutama cuci tangan dan pakai masker. Selain itu, mobilitas antarnegara harus diwaspadai," tutupnya.

Per 29 November 2021, pemerintah menutup sementara masuknya Warga Negara Asing (WNA) dari negara yang sudah mengkonfirmasi varian Omicron seperti Afrika Selatan, Botswana, Hong Kong, dan negara yang secara geografis berdekatan dengan negara-negara tersebut.

Simak Video 'Epidemiolog Sebut Omicron Berpotensi Besar Masuk ke Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]



(up/up)
Varian Super Omicron
Varian Super Omicron
54 Konten
Varian B.1.1.529 belakangan bikin heboh. Kabar terbarunya, WHO kini memasukkan varian B.1.1.529 di kelompok variant of concern.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT