Ahli epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut kemungkinan besar sudah ada transmisi komunitas Omicron di Indonesia. Sederhananya, negara dengan pemberlakuan ketat terkait COVID-19 di Australia saja sudah melaporkan transmisi komunitas.
"Sekali lagi kalau ini sebetulnya sulit untuk menghindari kemungkinan bahwa kita belum di komunitas, itu sesuatu yang rasanya sulit ya," beber Dicky kepada detikcom Selasa (27/12/2021).
"Wong di sini saja Australia begitu ketat terjadi apalagi kita di Indonesia yang 3T-nya belum kuat, ya itu kemungkinan besar terjadi," sambungnya.
Meski begitu, respons penanganan COVID-19 sebetulnya tetap sama. Hal yang paling krusial menurutnya adalah tracing dan isolasi kasus dengan ketat.
Hal ini bisa memastikan risiko penularan Omicron tidak semakin meluas. Terlebih beberapa daerah yang belum mencapai vaksinasi dua dosis diimbau Dicky untuk segera menyelesaikan targetnya, khususnya di kelompok rentan.
Pertumbuhan eksponensial
Berkaca pada apa yang terjadi di banyak negara, Dicky menggambarkan Omicron cenderung memiliki pertumbuhan eksponensial. Karenanya, infeksi Omicron yang belum dilaporkan dalam jumlah banyak bisa jadi seperti fenomena puncak gunung es.
"Pada gilirannya ketika ini terjadi kan sebenarnya fenomena puncak gunung es dan satu hal yang sekali lagi penting adalah kita harus mengetahui benar pertumbuhan eksponensial," beber Dicky.
"Dan omicron sejauh ini memiliki pertumbuhan yang eksponensial, artinya akan jadi banyak orang yang masuk dalam kasus kontak, jadi kalau dalam kaitan ini ya saran saya tetap isolasi, karantina, dengan kasus kontaknya," pungkas dia.
Simak Video "Video Wamenkes: Kematian Akibat TBC di RI Lebih Banyak dari Covid-19"
(naf/up)