Waspada, Ini Tanda-tanda COVID-19 RI Sudah Masuk Gelombang 3

Round Up

Waspada, Ini Tanda-tanda COVID-19 RI Sudah Masuk Gelombang 3

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Rabu, 02 Feb 2022 06:00 WIB
Waspada, Ini Tanda-tanda COVID-19 RI Sudah Masuk Gelombang 3
Virus Corona COVID-19 (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Gelombang 3 COVID-19 di Indonesia diyakini sulit dihindari, bahkan para pakar meyakini sudah terjadi. Meski demikian, Kementerian Kesehatan RI memilih untuk 'wait and see' untuk menyimpulkannya.

"Kita masih monitor untuk menentukan ini gelombang ke-3 atau ndak karena peningkatan baru 10 hari yg lalu," beber Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, Selasa (1/2/2022).

Kalaupun positivity rate meningkat beberapa waktu terakhir, dr Nadia meyakini sebagai keberhasilan dalam hal testing dan tracing. Artinya, lonjakan kasus juga menandakan kemampuan deteksi yang baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala COVID-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu," terang dr Nadia.

"Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala," katanya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban meyakini gelombang 3 COVID-19 sudah terjadi. Salah satu indikasinya adalah jumlah kasus aktif yang terus meningkat.

"Bagi yang mengira kita telah masuk gelombang tiga, ya kita telah 'berhasil' memasukinya. Kasus naik tiap hari, BOR dan positivity rate juga, plus klaster," cuitnya dalam akun Twitter pribadi, Senin (31/1/2022).

Pendapat senada disampaikan Dicky Budiman, pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia. Ia berkeyakinan, jumlah kasus sebenarnya lebih tinggi dibanding konfirmasi harian yang dilaporkan karena kemampuan testing terbatas.

Selain itu, gejala varian Omicron yang relatif lebih ringan membuat banyak orang cenderung tidak memeriksakan diri ketika hanya mengalami keluhan ringan atau bahkan tidak bergejala. Karenanya, ada banyak kasus aktif yang tidak terpantau.

"Dan kalau bicara jumlah kasus di masa puncak, dan saat ini pun sebenarnya sudah 10 kali lipat dari yang dilaporkan, itu sudah ada. Iya setidaknya di atas 100, 200 ribu per hari itu ada, kalau pada masa puncak ya bisa sampai 300-500 ribu," jelas Dicky.

Meski demikian, para pakar sepakat untuk tidak panik berlebihan menghadapi peningkatan kasus. Berbagai upaya pencegahan masih bisa dilakukan, termasuk memperketat penerapan protokol kesehatan.

"Kita bisa atasi sebelum menjadi lebih buruk. Pemutusan penularan harus dilakukan cepat dan efisien," pesannya.

Halaman 3 dari 2
(up/up)
Gelombang 3 COVID-19
10 Konten
COVID-19 terus melonjak belakangan ini, mengindikasikan ancaman gelombang 3 makin perlu diwaspadai. Sejumlah pihak bahkan meyakini, gelombang 3 sudah terjadi.

Berita Terkait