Sebagaimana diketahui, vaksin Pfizer dan AstraZeneca sama-sama digunakan sebagai vaksin COVID-19 primer (dosis 1 dan 2) dan booster (dosis ketiga). Namun, keduanya memiliki perbedaan, termasuk dari metode pengembangan, efikasi, hingga efek sampingnya.
"Secara sederhana, dari berbagai jenis vaksin COVID-19 yang dikembangkan, kita dapat dikategorikan proses pengembangan berdasarkan bahan baku yang digunakan," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito.
Perbedaan Vaksin Pfizer dan AstraZeneca
Dikutip dari berbagai sumber, Kamis (17/2/2022), berikut perbedaan vaksin Pfizer dan AstraZeneca yang perlu diketahui.
Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca atau dikenal dengan vaksin Oxford dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi asal Inggris bersama peneliti dari Universitas Oxford. Vaksin ini menggunakan platform Adenovirus atau merekayasa virus agar menjadi vaksin, sehingga mampu menginfeksi virus lain.
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat efikasi dari vaksin AstraZeneca ini mencapai 63,09 persen pada dosis kedua setelah interval 12 minggu dari dosis pertama.
Bahkan, terbukti dapat mengurangi gejala COVID-19 yang kerap kali muncul pada orang yang terinfeksi.
Meskipun demikian, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan kontraindikasi vaksin AstraZeneca, seperti alergi terhadap vaksin atau komponennya, dan riwayat alergi berat (anafilaksis) pada pemberian dosis pertama vaksin AstraZeneca.
Rekomendasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca dari BPOM
- Usia +18 tahun
Rekomendasi Target Penerima Vaksin
- Pengidap gangguan jantung, pernapasan, obesitas
- Penyintas COVID-19*
- Pengidap HIV +*
- Pengidap gangguan imun*
- Ibu hamil
- Ibu menyusui
*Dengan anjuran tenaga kesehatan
Efek Samping Vaksin AstraZeneca
Berikut efek samping AstraZeneca yang umum terjadi:
- Pusing
- Mual
- Nyeri otot
- Nyeri sendi
- Nyeri di tempat suntikan
- Kelelahan
- Malaise (tidak enak badan)
- Demam
Vaksin Pfizer
Vaksin Pfizer merupakan vaksin berbasis mRNA yang tidak menggunakan virus hidup penyebab COVID-19. Berdasarkan uji klinis fase 3, vaksin Pfizer diklaim memberikan efikasi 95,5 persen pada usia 16 tahun ke atas, dan 100 persen pada anak-remaja yang berusia 12-15 tahun.
Rekomendasi Penggunaan Vaksin Pfizer dari BPOM
- Usia +12 tahun
Rekomendasi Target Penerima Vaksin
- Pengidap gangguan jantung, pernapasan, obesitas
- Penyintas COVID-19*
- Pengidap HIV +*
- Pengidap gangguan imun*
- Ibu hamil
- Ibu menyusui
*Dengan anjuran tenaga kesehatan
Efek Samping Vaksin Pfizer
Efek samping vaksin Pfizer yang dilaporkan umumnya berlangsung selama beberapa hari, mencakup:
- Nyeri di tempat suntikan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Menggigil
- Nyeri sendi
- Demam
Jadi guys, perbedaan vaksin Pfizer dan AstraZeneca bisa dilihat dari tingkat efikasi, metode pengembangan, hingga efek samping. Selain itu, target sasaran dari kedua vaksin tersebut juga berbeda.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(suc/up)