Lantas, benarkah pelonggaran ini juga akan berlanjut pada pelonggaran aturan wajib masker atau protokol kesehatan lainnya? Dalam konferensi pers, Selasa (8/3/2022), juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa protokol kesehatan seperti memakai masker tak serta merta ikut diperlonggar.
Meskipun demikian, dirinya tak menutup kemungkinan pelonggaran tersebut bakal dilakukan jika situasi sudah jauh membaik.
"Kita tahu pelonggaran protokol kesehatan itu kan bisa saja misalnya jaga jarak, misalnya pada kegiatan-kegiatan tertentu seperti aktivitas di tempat ibadah," tutur dr Nadia.
Berbagai pelonggaran ini pun menuai pro-kontra dari kalangan masyarakat, terutama menyangkut penggunaan masker. Gerald (21), karyawan asal Jambi ikut merespons tentang terkait wacana pelonggaran masker. Ia pun tak setuju jika pemerintah benar-benar buru-buru melonggarkan aturan tentang masker.
Menurutnya, penularan COVID-19 sangat cepat menular saat banyak orang menggunakan masker, apalagi jika sering dibuka.
"Saya nggak setuju karena masih cepat banget (COVID-19) penularannya. Pake masker aja cepet banget nular, apalagi buka masker. Dan antisipasi individu masing-masing juga masih banyak yang abai. Jadi naif banget kalo buka masker," tuturnya saat dihubungi detikcom.
Senada dengan Gerald, Hanifa (21), karyawan asal Jakarta juga tak setuju apabila pemerintah nantinya akan memberlakukan pelonggaran penggunaan masker. Menurutnya, seseorang yang sudah vaksin 2 kali dan menerapkan protokol kesehatan masih bisa terkena COVID-19, apalagi harus membuka masker.
"Kontra, yang udah vaksin 2 kali ditambah prokes ketat aja masih bisa kena, apalagi dibuka. Belum lagi ini wisatawan gaperlu karantina segala macem kaya di Bali. Kalau bawa virus lagi dari luar gimana? Serem," katanya.
Begitu juga dengan Ratna (21), karyawan asal Bogor yang tak setuju dengan pelonggaran penggunaan masker. Ia menyorot sistem pakai-lepas masker yang diterapkan seseorang saat makan di restoran masih bisa memicu penyebaran COVID-19.
"Kalo gue lebih ke kontra sih jujurly. Orang-orang yg masih ketat prokes aja bisa terpapar COVID-19, apalagi kalo misalkan harus lepas masker. Sebenarnya, sistem pake-lepas masker ini kan udah keliatan kalau kita makan di restoran-restoran gitu ya, dan pernah ada beritanya penyebaran COVID via 'Cluster Restoran'. Artinya, emang kita tuh masih belum bisa untuk ngelaksanain si rencana buka masker ini. So, sebelum ini angka positif menurun dan ada penanganan yang lebih maksimal, mendingan masker ini tetep dipakai," katanya.
Wah kok banyak yang kontra, adakah yang sudah tidak sabar ingin copot masker? Tinggalkan komentar!
Simak Video 'Naik Kereta Tak Perlu Tes Covid, Begini Kata Penumpang':
(suc/up)