Ukraina Sampai Diingatkan WHO, Ini 5 Patogen yang Bisa Jadi Senjata Biologis

Ukraina Sampai Diingatkan WHO, Ini 5 Patogen yang Bisa Jadi Senjata Biologis

Patrick Trusto Jati Wibowo - detikHealth
Minggu, 13 Mar 2022 17:55 WIB
Ukraina Sampai Diingatkan WHO, Ini 5 Patogen yang Bisa Jadi Senjata Biologis
Ilustrasi senjata biologis (Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage)
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengingatkan Ukraina untuk memusnahkan patogen di laboratoriumnya. Selain berbahaya karena ada ancaman bocor karena perang, juga berisiko dimanfaatkan jadi senjata biologis.

Di sisi lain, Rusia telah menuduh Ukraina karena memiliki laboratorium senjata biologis yang didukung oleh Amerika Serikat. Dikutip dari Reuters, WHO menyarankan Ukraina untuk menghancurkan patogen ancaman tinggi yang ditempatkan di laboratorium kesehatan masyarakat negara tersebut untuk mencegah "potensi kebocoran" yang akan menyebarkan penyakit di tengah masyarakat.

Seperti banyak negara lain, Ukraina memiliki laboratorium kesehatan masyarakat yang meneliti cara mengurangi ancaman penyakit berbahaya yang menyerang hewan dan manusia termasuk, virus terbaru, COVID-19. Laboratoriumnya telah menerima dukungan dari Amerika Serikat, Uni Eropa dan WHO.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Medical News Today, The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan senjata biologis sebagai bentuk "pelepasan virus, bakteri, atau kuman secara sengaja sehingga bisa membuat penyakit yang dapat membunuh orang, ternak, atau tanaman."

Hal ini dapat dicapai dengan beberapa cara, seperti melalui semprotan aerosol; diletakan di dalam alat peledak; melalui makanan atau air; hingga disuntikkan langsung ke dalam kulit manusia.

ADVERTISEMENT

Karena beberapa patogen kurang kuat dibandingkan yang lain, jenis patogen yang digunakan akan menentukan cara penyebarannya.

Memanfaatkan senjata semacam itu memiliki daya tarik tertentu saat perang, karena mereka memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan besar, dan juga cukup murah untuk diproduksi jika dibandingkan dengan rudal atau peralatan berteknologi tinggi lainnya.

Lima Patogen yang Jadi Senjata Biologis

Hingga kini, ada lima patogen yang menjadi senjata biologis dan kerap digunakan saat perang, antara lain:

1. Antraks

Para ahli percaya bahwa saat ini, organisme yang paling mungkin digunakan dalam serangan bioterorisme adalah Bacillus anthracis, bakteri penyebab antraks.

Ini banyak ditemukan di alam, mudah diproduksi di laboratorium, dan dapat bertahan lama di segala lingkungan. Bakteri ini juga dapat dilepaskan dalam bentuk bubuk, semprotan, air, atau makanan.

Antraks telah digunakan sebelumnya saat perang berlangsung. Pada tahun 2001, spora antraks dikirim melalui sistem pos Amerika Serikat. Secara keseluruhan, 22 orang terjangkit antraks - lima di antaranya meninggal. Hingga kini, pihak yang bertanggung jawab tidak pernah tertangkap.

2. Cacar

Senjata biologis lainnya adalah cacar, yang, tidak seperti antraks, dapat menyebar dari orang ke orang. Cacar tidak lagi menjadi penyakit yang menjadi perhatian di dunia, karena sudah ada upaya vaksinasi bersama untuk membasminya. Kasus penyebaran alami terakhir terjadi pada tahun 1977.

Namun, jika seseorang ingin mendapatkan akses ke virus cacar yang masih disimpan di dua laboratorium, di AS dan di Rusia), maka itu bisa menjadi senjata yang efektif, menyebar dengan mudah dan cepat di antara orang-orang.

3. Bakteri Yersinia Pestis

Selanjutnya adalah Yersinia pestis, bakteri penyebab penyakit pes. Penggunaan wabah pes dalam perang sebenarnya telah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu, tetapi beberapa percaya bahwa hingga kini wabah pes juga masih dikembangkan sebagai senjata biologis. Bakteri Yersinia pestis ditularkan ke manusia melalui gigitan kutu yang memakan hewan pengerat terinfeksi.

Setelah manusia terinfeksi, penyakit yang dihasilkan dapat berkembang menjadi wabah pes, yang sulit menular di antara manusia dan cukup mudah diobati dengan antibiotik, atau jika infeksi menyebar ke paru-paru, maka akan menjadi wabah pneumonia, dan berkembang dengan cepat atau tidak memiliki respons dengan baik terhadap antibiotik.

4. Kolera

Sebagai penyakit gastrointestinal yang berpotensi parah dan terkadang mematikan, kolera memiliki potensi untuk digunakan dalam senjata biologis. Kolera tidak menyebar dengan mudah dari orang ke orang, jadi agar efektif, maka perlu ditambahkan secara bebas ke sumber air utama.

Di masa lalu, bakteri yang bertanggung jawab atas kolera, Vibrio cholerae, antara lain telah dijadikan senjata oleh AS, Jepang, Afrika Selatan, dan Irak.

5. Tularemia

Beberapa orang menganggap tularemia, infeksi yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis, sebagai senjata biologis yang potensial. Bakteri ini dapat menyebabkan demam, ulserasi, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga pneumonia.

Bakteri dapat menyebabkan infeksi dengan masuk melalui luka di kulit atau dengan terhirup ke dalam paru-paru. F.tularensis sangat menular, dan hanya sejumlah kecil organisme yang perlu masuk ke dalam tubuh untuk memicu serangan tularemia yang serius.

Telah dipelajari oleh Jepang selama Perang Dunia II dan ditimbun oleh AS pada periode 1960-an, bakteri F. tularensis itu kuat, mampu menahan suhu rendah dalam air, jerami, bangkai yang membusuk, dan tanah yang lembab selama berminggu-minggu.

Patogen-patogen di atas hanya sebagian dari banyak patogen lainnya berpotensi digunakan sebagai senjata biologis. Sebagian lainnya antara lain brucellosis, Q fever, monkeypox, encefalitida arboviral, virus demam berdarah, dan enterotoxin staphylococcus B.

Halaman 3 dari 2
(up/up)

Berita Terkait