Epidemiolog Wanti-wanti COVID-19 RI Naik Lagi Gegara 'Omicron Siluman'

Razdkanya Ramadhanty - detikHealth
Senin, 21 Mar 2022 17:55 WIB
Epidemiolog want-wanti COVID RI naik lagi gara-gara Omicron Siluman (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Munculnya subvarian Omicron BA.2 menjadi biang keladi lonjakan kasus COVID-19 di beberapa negara. Lonjakan terjadi lantaran sifat subvarian 'Omicron Siluman' memiliki tingkat penularan empat kali lebih cepat dari varian Delta dan virusnya 10 kali lipat dari subvarian Omicron BA.1.

"Kalau BA.2 ini kecepatannya 4 kali dari Delta dan virusnya 10 kali lipat dari BA.1. Ini yang membuat kelompok rawan, terutama lansia dan yang belum bisa divaksin ini, berisiko tinggi," ungkap epidemiolog Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia lewat pesan suara yang diterima detikcom, Senin (21/3/2022).

Dicky mengingatkan, karakter BA.2 yang memiliki kecepatan dan jumlah virus yang lebih banyak dari varian Corona lainnya, memicu risikko terjadinya peningkatan kasus COVID-19 di RI.

"Tidak ada yang tidak mungkin. Bicara risiko, kita punya (risiko lonjakan kasus kematian). Tidak ada yang bisa menjamin kita tidak mengalami ini (lonjakan kasus kematian COVID)," tegas Dicky.

Indonesia Belum Aman COVID

Seperti yang diketahui, saat ini Indonesia menunjukkan tren penurunan kasus COVID-19. Namun, Dicky mengingatkan bahwa ada beberapa aspek yang membuat Indonesia tidak boleh merasa aman dari COVID-19.

Menurutnya, ada dua aspek yang harus menjadi catatan penting bagi pemerintah yakni testing COVID-19 yang tidak memadai dan angka positivity rate masih di atas lima persen.

"Kita nggak bisa mengklaim situasi terkendali dan merasa aman karena tes (COVID-19) tidak semasif saat gelombang Delta. Lalu, test positivity rate di atas 5 persen di banyak provinsi, itu menandakan bahwa infeksinya jauh lebih banyak di masyarakat dibanding yang ditemukan. Ini bahaya, kita harus mewaspadai BA.2," tegas Dicky.

Di tengah ancaman subvarian Omicron BA.2, Dicky mengingatkan agar kelompok berisiko termasuk lansia untuk segera melengkapi dosis vaksin dan segera menerima vaksin booster. Hal ini sebagai upaya mencegah tingginya angka kematian seperti yang terjadi di Hong Kong.



Simak Video "Video: Kata Ahli soal Antisipasi Ancaman Kesehatan Pascabanjir"

(any/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork