Saat liburan, sebagian orang mungkin malah merasa stres, sedih, bahkan tertekan. Jika merasakan ini, mungkin kamu mengalami kondisi yang disebut holiday blues.
Seperti yang dijelaskan psikolog klinis dewasa dari TigaGenerasi, Alfath Hanifah Megawati, M.Psi, Psi, holiday blues adalah kondisi yang dikenali sebagai perasaan yang tidak nyaman seperti sedih bahkan tertekan selama musim liburan.
"Ternyata liburan itu bagi beberapa orang adalah situasi yang pressuring, yang menekan, yang stressful, yang membuat dia cemas, sedih, dan mix feeling negative lainnya," ungkap Hanifah dalam e-Life detikcom, Jumat (6/5/2022).
Hanifah mengatakan holiday blues ini penyebabnya bisa bermacam-macam. Berdasarkan beberapa penelitian dan pengamatan yang dilakukannya, Hanifah menyebutkan ada 8 hal yang sering dialami dan ternyata bisa memicu kondisi holiday blues, yakni:
1. Pertemuan Keluarga Besar
Hanifah mengatakan, saat berada dalam pertemuan keluarga besar biasanya muncul pertanyaan-pertanyaan yang menekan. Hal ini membuat seseorang cemas dan tidak tahu harus menjawab apa, hingga berujung membuatnya tidak nyaman.
"Memikirkan hal itu saja sudah membuat kita cemas duluan," kata Hanifah.
2. Berkaitan dengan Duka
Kondisi holiday blues ini juga bisa terjadi pada beberapa orang yang kehilangan orang terkasih. Dalam hal ini mungkin adalah orang yang ada di dalam keluarganya.
"Dan ketika di liburan ini, orang itu tidak ada lagi. Itu memicu perasaan dukanya," lanjutnya.
3. Finansial
Faktor finansial juga bisa menyebabkan holiday blues, contohnya saat momen Lebaran ini. Kebanyakan orang pasti menyiapkan budget untuk membeli perlengkapan Lebaran, seperti kue, baju baru, hingga bagi-bagi THR.
Tetapi, bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial bisa memicu stres.
"Di satu sisi, kalau kita tidak bisa melakukannya, kita merasa tidak seperti orang kebanyakan. Dan itu bisa menyebabkan perasaan yang tidak nyaman pada diri kita," bebernya.
4. Harapan untuk Bahagia
Menurut Hanifah, mindset 'harus bahagia saat liburan' itu secara psikologis bisa menekan diri seseorang untuk tidak boleh merasakan perasaan lain, selain bahagia. Mereka akan menekan rasa tidak bahagia yang mungkin dirasakan selama liburan.
"Emosi-emosi yang tidak berkaitan dengan bahagia, jika semakin ditekan itu justru akan semakin meletup sehingga semakin bergejolak dalam diri kita," jelasnya.
5. Ekspektasi yang Tinggi
Biasanya, selama liburan panjang orang-orang akan membuat rencana yang akan dilakukan. Tetapi, jika rencana itu tidak dapat terlaksana seperti yang diinginkan, itu akan menimbulkan kekecewaan.
"Pada beberapa orang, ini menjadi hal yang cukup fatal. Hal yang tidak sesuai rencana itu membuat dia sangat sedih," tuturnya.
6. Kesepian
Ini biasanya terjadi pada orang yang menjalani liburan berjauhan dengan orang terkasih, misalnya pasangan atau sahabat yang sangat dekat dengan dirinya. Biasanya ini akan mempengaruhi dirinya dan membuatnya tidak nyaman selama liburan.
7. Kelelahan
Selama liburan biasanya diisi dengan kegiatan berkumpul dengan banyak orang. Itu akhirnya membuat mobilisasi kita meningkat, harus bertemu orang banyak, dan berakhir kelelahan.
8. Jumping Mindset
Hanifah menjelaskan faktor ini membuat seseorang berpikir ke hal yang ada di akhir liburan. Misalnya, memikirkan pekerjaan yang ditinggal selama liburan panjang yang menumpuk.
"Misalnya, ah ini kan Lebaran nanti kerjaan mulai numpuk, kemudian masuk kantor udah disuruh ini itu, mulai kerja rodi lagi, dan sebagainya," ujar Hanifah.
"Sehingga, akhirnya kenyamanan yang seharusnya bisa kita rasakan selama liburan jadi hilang oleh kecemasan akan hari esok saat liburan itu berakhir," pungkasnya.
Simak Video "Video: Hadapi Post Holiday Blues, Bangun Kembali Semangat Seusai Libur Panjang"
(sao/fds)