Cerebral palsy merupakan kondisi yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi. Dikutip dari laman National Health Service (NHS UK), kondisi ini disebabkan oleh kerusakan otak yang berkembang sebelum, selama, atau segera setelah lahir.
Sampai saat ini tidak ada obat untuk cerebral palsy, namun beberapa perawatan tersedia untuk membantu seseorang dengan kondisi ini seperti terapi wicara, terapi okupasi, hingga fisioterapi.
Fisioterapi dan terapi mental-motorik merupakan salah satu yang dipilih oleh Wisma Tuna Ganda Palsigunung. Di tempat ini, anak-anak dengan kondisi cerebral palsy dan disabilitas ganda diberikan perawatan dan bantuan agar kondisi mereka bisa diperhatikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Panti Wisma Tuna Ganda Palsigunung, Kristanti, menyatakan bahwa di tempat mereka memang anak rawat dengan kondisi cerebral palsy tidak dijanjikan kesembuhan. Namun, di wisma tersebut mereka diberikan perawatan sehari-hari dan fisioterapi agar kondisinya bisa lebih berkembang.
"Kita bukan tempat penyembuhan, saya juga nggak bilang kalau anak-anak ke sini sembuh. Ini kita niatkan membantu, mereka yang mengidap kondisi ini namun orang tuanya tak mampu merawat," ucapnya pada detikcom, Rabu (24/8/2022).
Untuk sesi fisioterapi, dilakukan setiap hari jika memang kondisi anak rawat memungkinkan untuk diajak terapi. Fisioterapi meliputi latihan untuk berdiri, latihan meluruskan anggota badan, latihan merangkak, dan latihan menggerakan anggota badan.
"Jadi kalo di sini (sesi fisioterapi) itu ya tergantung si anak, kita nggak maksa karena kan kadang ada waktunya mereka malas. Tapi kalau Jumat tuh semua rutin ikut wajib semacam olahraga bareng biar semuanya gerak," ujar Risma, pramurawat di ruang fisioterapi.
"Fisioterapi ini kita latih beberapa anak yang mampu latih untuk berdiri, ada juga yang biar bisa bergerak karena kan ada anggota badan mereka yang spastik (kaku)," sambungnya.
Risma menyatakan walaupun latar belakang para pramurawat bukan dari bidang fisioterapi, namun mereka mendapatkan pelatihan dari ahli fisioterapi agar dapat melakukan metode fisioterapi yang benar.
NEXT: Terapi mental-motorik
Selain fisioterapi, Wisma Tuna Ganda Palsigunung juga melakukan terapi mental-motorik yang dilakukan dalam sebuah ruangan menyerupai kelas. Dalam kelas ini, para anak rawat dibiarkan bermain beragam permainan untuk melatih daya motorik dan perkembangan mental mereka.
"Jadi kelas mental dan motorik ini untuk membantu mereka yang masih mampu diajarkan atau anak-anak dengan kategori mampu latih agar menjadi lebih baik kondisinya," ucap Sumiati, salah satu pramurawat yang bertugas.
Namun tak semua anak rawat di Wisma Tuna Ganda Palsigunung dapat mengikuti kelas mental dan motorik atau bahkan sesi fisioterapi. Banyak dari mereka, justru adalah anak rawat dengan kondisi mampu rawat.
Kondisi mampu rawat artinya kondisi mereka tidak memungkinkan untuk mengikuti beragam latihan memperbaiki kondisi yang diidap. Mereka yang tergolong dalam kondisi mampu rawat kebanyakan menghabiskan hari-harinya di atas ranjang tanpa banyak berkomunikasi.
"Kalau mampu rawat itu ya gini aja, di kasur, paling nanti mereka teriak saat makan. Jarang ya komunikasi karena kan mentalnya juga gangguan, dan juga kondisinya lumayan parah," ujar Risma.
Dikutip dari Mayo Clinic, gangguan otak yang menyebabkan cerebral palsy tidak berubah seiring waktu, sehingga gejalanya biasanya tidak memburuk seiring bertambahnya usia. Namun, seiring bertambahnya usia anak, beberapa gejala mungkin menjadi sering muncul atau justru berkurang. Seperti spastik atau kekakuan otot, dapat memburuk jika tidak ditangani secara agresif pada pengidap kondisi ini.
Simak Video "Video Intervensi Dini untuk Cegah Disabilitas pada Anak"
[Gambas:Video 20detik]
(mfn/up)











































