Subvarian Omicron XBB sudah masuk Indonesia. Varian XBB belakangan dilaporkan di sejumlah negara termasuk Singapura hingga Thailand. Tren kasus COVID-19 di Singapura misalnya, kembali meningkat di angka lebih dari 6 ribu dan diprediksi bisa mencapai 25 ribu kasus per hari di masa puncak yang disebut akan datang November.
Menurut juru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril, varian XBB baru ditemukan satu kasus dan menyebar di Nusa Tenggara Timur. Meski begitu, ia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan.
"Sudah ada satu kasus di Nusa Tenggara Timur," beber Syahril saat ditemui di Gedung Kemenkes RI, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (21/10/2022).
"Tidak perlu panik. Sama saja seperti subvarian Omicron sebelumnya," kata Syahril.
Memang Apa Gejalanya?
Dr Ankita Baidya, Konsultan Penyakit Menular di Rumah Sakit Manipal HCMCT, India, menyebut kebanyakan pasien COVID-19 varian XBB terpantau mengalami gejala ringan.
"Pada varian ini juga, kebanyakan kasusnya ringan dengan gejala saluran pernapasan atas seperti sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, dan beberapa orang juga datang dengan banyak mialgia dan gerakan longgar atau keluhan perut," jelas Dr Baidya, dikutip dari India Times.
Meski begitu, gejalanya bisa memburuk bagi mereka dengan kekebalan imunitas tubuh yang berkurang dan pasien dengan riwayat penyakit penyerta hingga lansia.
"Tingkat keparahannya tidak terlalu parah, tetapi bisa memburuk dalam semua kasus pasien dengan kekebalan atau imunitas, orang yang mengidap diabetes, yang berusia lanjut yang menunjukkan infeksi buruk dan memiliki kemungkinan rawat inap," lanjut dia.
Meski begitu, varian XBB disebut sangat menular lantaran memicu penambahan kasus relatif cepat. Berikut daftar gejala varian XBB.
- Batuk terus-menerus
- Sakit kepala
- Nyeri dada
- Perubahan indera penciuman
- Gangguan pendengaran
- Menggigil.
Simak Video "Kasus Covid-19 RI Melonjak, Gegara Subvarian Omicron XBB?"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)