Salah satu tersangka, remaja AR, mengaku membunuh korban di rumahnya pada Minggu, 8 Januari 2023, saat orang tuanya sedang berdagang di warung. Setelah membunuh korban, AR menghubungi pihak website bahwa dia sudah memiliki organ untuk dijual. AR berkomunikasi menggunakan terjemahan
"Ada organ (mau saya jual). Misal ginjal, mau jual, saya bilang lokasinya di mana, cuma dia tidak balas," kata AR kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, seperti dikutip dari detikSulsel, Selasa (10/1).
Terkait hal ini Ketua ASRI Urology Center (AUC) Dr dr Nur Rasyid, SpU(K) turut menanggapi. Ia mengungkapkan, bila sedari awal berpikir ingin menjual organ tubuh demi harta, sudah pasti tidak akan lolos. Sebab nantinya pendonor akan melewati rangkaian tes wawancara dan harus bersifat sukarela untuk mendonorkan organnya pada orang lain yang membutuhkan.
Negara sedang mengatur, kalau nanti komisi transplantasi ini berjalan yang niat menjual ginjal untuk komersialisasi pun tak akan lolosDr dr Nur Rasyid, SpU(K) - Dokter Urologi |
Dr Rasyid menyebut, memang secara aturan di dunia ada kompensasi bagi orang yang mendonorkan organ tubuhnya kepada orang lain. Adapun setiap negara memiliki aturan masing-masing, seperti contohnya Arab Saudi memberikan minimal Rp 150 juta bagi pendonor
"Jadi buat anak muda yang mau jual ginjalnya pasti nggak akan lolos. Negara sedang mengatur, kalau nanti komisi transplantasi ini berjalan yang niat menjual ginjal untuk komersialisasi pun tak akan lolos," ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (12/1).
"Di Eropa beda, sementara di Indonesia belum ada angkanya," imbuhnya lagi..
Namun, ditegaskan Dr Rasyid, bukan berarti organ tubuh manusia bisa diperjual-belikan begitu saja, termasuk di website online. Ada sejumlah rangkaian tes dan syarat yang sangat ketat yang harus dilalui oleh donor.
Simak Video "Video: Istri di Jatim Donorkan Ginjal Untuk Suaminya"
(suc/up)