Stunting adalah sebuah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kondisi stunting biasanya ditandai dengan tinggi badan anak yang berada di bawah standar. Stunting menjadi salah satu masalah tersendiri di Indonesia.
Stunting dapat menyebabkan dampak kesehatan seperti gagal tumbuh dan gangguan metabolik ketika nantinya sudah dewasa. Ketika anak gagal tumbuh, maka berat lahir umumnya lebih rendah, kecil, pendek, dan kurus. Selain itu anak juga dapat mengalami gangguan perkembangan kognitif dan motorik.
Sedangkan untuk gangguan metabolik pada saat dewasa dapat menimbulkan berbagai risiko penyakit seperti diabetes, stroke, penyakit jantung, obesitas, dan masih banyak lainnya.
Penyebab Stunting
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, stunting dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa di antaranya yaitu:
- Asupan kalori yang kurang memadai
- Kurangnya ketersedian bahan makanan bergizi di wilayah setempat
- Penyakit jantung bawaan
- Alergi susu sapi
- Berat bayi yang sangat rendah
- Kelainan metabolisme sangat rendah
- Infeksi kronik yang disebabkan kurang baiknya kebersihan lingkungan atau penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti TBC, difteri, pertussis, dan campak.
Cara Mencegah Stunting
Masa Remaja
Lakukan skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah. Ketika seorang wanita hamil dalam kondisi anemia, hal tersebut dapat meningkatkan risiko anak yang dilahirkan mengalami stunting.
Masa Kehamilan
Lakukan pengecekan secara rutin kondisi kehamilan ke dokter terpercaya. Penuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan seperti zat besi, asam folat, dan yodium.
Simak Video "Dear Ibu, Efek Stunting Berimbas Kurangnya Tinggi Badan Anak "
(avk/vyp)