Beberapa waktu lalu viral seorang netizen asal Bandung menceritakan pengalamannya menjalani operasi skoliosis. Gitarani (25) mengungkapkan bahwa sebelumnya punggungnya sudah bengkok 70 derajat.
Kondisi tersebut mengharuskannya untuk segera melakukan operasi. Jika tidak segera dilakukan penanganan, maka kondisi tersebut dapat menekan organ dalamnya seperti paru-paru, jantung, dan organ pencernaan.
Usai menjalani operasi, Gitarani mengaku sempat merasakan sakit selama tiga hari hingga mengalami sulit tidur. Namun, menurutnya semua itu sepadan lantaran usai melakukan operasi gejala nyeri dan pegal di punggungnya mulai menghilang usai 10 tahun mengidap skoliosis.
"Aku selalu bilang kalau sakitnya itu sepadan. Sebelumnya sudah hampir 10-11 tahun selalu struggle dengan kesakitan, pegelnya, nyerinya, terus aku jadi ngerasa nggak masalah lah ditebus dengan tiga hari itu. Setelah operasi rasa pegal dan nyeri itu bener-bener hampir hilang," ujar Gitarani ketika dihubungi detikcom, Selasa (18/10/2023).
Terlepas dari kondisi kesehatan yang dialami Gitarani, sebenarnya apa sih skoliosis itu? Dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi dr Phedy, SpOT(K)-Spine menuturkan bahwa skoliosis merupakan sebuah kelainan tulang belakang yang ditandai dengan melengkungnya tulang ke samping.
"Seharusnya jika dilihat dari depan, tulang belakang berbentuk lurus ke bawah seperti huruf I. Pada skoliosis tulang belakangnya melengkung ke samping sehingga menyerupai huruf C atau S," ucap dr Phedy ketika dihubungi detikcom, Rabu (18/10/2023).
dr Phedy menjelaskan bahwa kondisi skoliosis dapat disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari bawaan lahir, kelainan otot dan saraf, usia menua, hingga disebabkan oleh kelainan yang belum diketahui sebabnya atau disebut dengan idiopatik.
"Skoliosis idiopatik ini justru jenis skoliosis yang paling sering ditemukan, terutama pada anak remaja perempuan. Kalau faktor keturunan itu sekitar 5 persen," jelasnya.
"Bagaimana cara penyakit ini berkembang kembali lagi tergantung dari apa penyebabnya. Kalau bawaan lahir muncul saat lahir dan bertambah berat seiring dengan usia, kalau yang idiopatik biasanya muncul pada usia pubertas dan memberat seiring dengan usia," sambungnya.
Lebih lanjut, dr Phedy juga menekankan bahwa kondisi ini tidak disebabkan oleh kebiasaan atau gaya hidup yang salah. Skoliosis lebih disebabkan oleh terjadinya kelainan pada tulang belakang.
"Kalau kebiasaan yang salah memang dapat membuat tulang menjadi bengkok, tetapi sifatnya tidak menetap dan akan hilang sendiri begitu kebiasan buruknya diperbaiki," pungkasnya.
Simak Video "Video: Cerita Putri Patricia Mengidap Skoliosis"
(avk/kna)