Pantesan Lapar Melulu, Ternyata 47 Persen Warga +62 Nggak Mindful Eating

Averus Kautsar - detikHealth
Rabu, 24 Jan 2024 19:32 WIB
Ilustrasi lapar. (Foto: shutterstock)
Jakarta -

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa 47 persen masyarakat Indonesia tidak menerapkan aspek mindful eating ketika makan. Survei yang dilakukan oleh Health Collaborative Center (HCC) pada 1.158 responden ini mengungkapkan bagaimana kebiasaan masyarakat Indonesia ketika makan yang ternyata dapat memberikan efek pada kesehatan.

Mindful eating merupakan sebuah model atau perilaku makan yang dilakukan secara lebih menikmati dan sadar bahwa apa yang dimakan dapat memberikan dampak kesehatan untuk tubuh. Seseorang yang tidak menerapkan mindful eating dinamakan emotional eater.

Emotional eating adalah kondisi saat seseorang menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi emosi tanpa kesadaran, bukan karena lapar. Makanan menjadi kompensasi emosi, misalnya saat stres kerja atau sedang marah.

"Mindful eating dia makan yang sadar akan bermanfaat untuk tubuh. Terus biasanya mindful eating itu biasanya dilakukan dengan tidak buru-buru, dia akan tahu bahwa nutrisi dalam setiap makanan yang dimakan itu akan memberi dampak kesehatan organ dan ujungnya membuat bahagia," ucap tim peneliti Dr dr Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2023).

Dalam penjabarannya dr Ray mengatakan bahwa responden survei berasal dari 20 provinsi di Indonesia dengan rentang usia 20-59 tahun. Terungkap bahwa dari keseluruhan responden terdapat 53 persen orang Indonesia yang menerapkan mindful eating.

Kondisi tersebut membuat setidaknya 4 dari 10 orang di Indonesia tidak menerapkan mindful eating. Menurut dr Ray, kondisi ini menunjukkan masih kurangnya perhatian khusus masyarakat soal mindful eating. Padahal menurutnya, persoalan pemenuhan gizi tubuh tidak hanya sekadar dari 'apa yang dimakan', melainkan juga 'bagaimana cara makan'.

"Ternyata waktu kita lihat total dari semua orang yang memiliki emotional eating, kebanyakan di bawah 40 tahun. Berarti di usia muda hingga dewasa muda. Orang di kelompok usia ini risikonya dua kali lipat untuk menjadi emotional eater," jelas dr Ray.




(avk/naf)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork