Polemik 'rahim copot' mendapat titik terang setelah dokter spesialis obstetri-ginekologi (obgyn) yang ikut menangani, angkat bicara. Bersama dr Gia Pratama, dokter sekaligus influencer yang memviralkan kasus tersebut, ia mengaku mendapati pasien dengan rahim lepas 15 tahun lalu di Garut, Jawa Barat.
Adalah Dr dr Christofani E, SpOG, SubspFER, konsultan fertility yang mengaku bersama dr Gia menerima kasus 'rahim copot' di IGD (Instalasi Gawat Darurat). Kala itu, ia masih menjadi residen atau calon dokter spesialis di RSUD Slamet, Garut.
"Pasti kaget dan tidak percaya. Hanya setelah dipastikan itu rahim fokus kami langsung bergeser bagaimana pasien bisa selamat," tuturnya, mengisahkan peristiwa 15 tahun silam, Selasa (18/11/2025).
Sembari menceritakan detail kasus yang ditanganinya, dr Christo, demikian ia disapa, menyebut pasien sudah dalam kondisi syok hipovolemik. Dikutip dari Cleveland Clinic, kondisi tersebut merupakan kondisi darurat ketika tubuh kehilangan banyak darah dan cairan tubuh.
"Dan suasananya menjadi menegangkan karena kondisi ibu sudah kritis. Fokus kami waktu itu melakukan resusitasi cairan dan berusaha sesegera mungkin melakukan operasi untuk menghentikan perdarahan," jelasnya.
Ia mengakui, kasus yang dihadapinya bukan hal yang lumrah. Dalam kondisi normal, mustahil rahim bisa copot, sebagaimana disampaikan beberapa sejawat obgyn ketika cerita ini viral.
"Pada kasus ini, rahim terpisah sebagian karena perlakuan dari perajinya," jelas dr Christo.
Terkait polemik yang muncul, dr Christo memahami bahwa kasus ini sulit untuk dipercaya. Terlebih, tidak ada dokumentasi resmi dalam bentuk paper yang dipublikasikan di jurnal ilmiah.
"Sayapun akan sama responsnya kalau mendengar berita seperti ini. Karena seperti yang saya sudah sampaikan pada kondisi normal tidak mungkin rahim bisa lepas sendiri," katanya.
(up/up)