Sebuah investigasi besar mengungkapkan bahwa seorang donor sperma yang tidak menyadari dirinya membawa mutasi genetik pemicu kanker, telah menjadi ayah setidaknya 197 anak di seluruh Eropa.
Sperma donor anonim ini, yang digunakan selama 17 tahun dan didistribusikan ke 67 klinik di 14 negara, berhasil lolos dari pemeriksaan awal. Hasilnya, sebagian sel sperma (hingga 20%) terdeteksi membawa mutasi pada gen TP53, yang berfungsi vital untuk mencegah sel tubuh menjadi kanker.
Diberitakan BBC, anak-anak yang mewarisi mutasi gen ini didiagnosis mengidap Sindrom Li Fraumeni (LFS). Sindrom ini membawa risiko kanker seumur hidup yang sangat tinggi, mencapai 90 persen, termasuk kanker pada masa kanak-kanak.
Laporan dokter menyebutkan bahwa beberapa anak yang mewarisi mutasi ini sudah didiagnosis kanker, dan beberapa bahkan telah meninggal pada usia yang sangat muda.
"Ini adalah diagnosis yang mengerikan," kata Prof. Clare Turnbull, seorang ahli genetika kanker.
"Ini adalah diagnosis yang sangat menantang untuk menimpa sebuah keluarga, ada beban seumur hidup untuk hidup dengan risiko itu, jelas sangat menghancurkan," sambung dia.
(kna/kna)