Dokter Gizi Jelaskan Soal 4 Diet Populer di Tahun 2017

Dokter Gizi Jelaskan Soal 4 Diet Populer di Tahun 2017

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Kamis, 18 Jan 2018 09:02 WIB
Dokter Gizi Jelaskan Soal 4 Diet Populer di Tahun 2017
Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Diet yang populer di sepanjang tahun 2017 ternyata dipegang oleh keempat diet berikut, mulai dari diet keto, diet mayo, diet paleo, dan die intermitent fasting. Diet-diet ini menjadi terkenal sebab diklaim bisa menurunkan berat badan secara siginifikan dalam waktu yang cenderung singkat.

Nah, Diana F. Suganda, MKes, SpGK, dari RS Pondok Indah Bintaro, menjelaskan kepada rekan media soal sisi lain dari keempat diet populer tersebut dalam acara diskusi media tentang 'Mengenali Berbagai Jenis Diet', Rabu (17/1/2018), di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Baca juga: 25 Diet Paling Populer

Diet Keto

Foto: Thinkstock
Diet keto adalah diet menyebabkan tubuh menuju kondisi ketosis, dimanfaatkan oleh badan untuk mengurangi berat tubuh. Caranya dengan mengasup karbohidrat sangat minim sehingga badan akan mencari sumber energi lain.

"Begitu karbo tidak kita konsumsi, sumber energi berubah dari lemak. Lemak yang di hati dipecah, kemudian di organ tubuh diubah sebagai sumber energi, jadi keton. Keton ini yang diubah jadi energi," jelas Diana.

Diet keto sendiri awalnya dikembangkan untuk anak epilepsi karena adanya serangan di otak yang akan terangsan dengan glukosa, sehingga asupan karbohidratnya juga menjadi sangat rendah. Selain itu, untuk orang dengan parkinson juga disarankan melakukan diet ini.

Tapi bagi Anda yang masih sehat-sehat saja, Diana tidak merekomendasikan diet ini.

Baca juga: Diet Ketogenik Sudah Tidak Sehat Lagi kalau Sudah Seperti Ini

Diet Mayo

Foto: Thinkstock
Diet mayo menekankan ada aturan makan yang biasanya dijadwalkan dengan rentang waktu 13 hari. Selama program diet mayo, Anda tidak diperbolehkan mengonsumsi garam, makan malam harus sebelum pukul 18.00, dan tidak boleh mengonsumsi air es yang disebut dapat menghambat metabolisme.

Nyatanya, cukup banyak aturan yang dirasa Diana kurang baik seperti misalnya larangan mengasup garam yang mana berfungsi menahan cairan dalam tubuh. Minum es menghambat metabolisme juga tidak terbukti, es sendiri pun memiliki 0 kalori.

Baca juga: Dokter Gizi Ungkap Sisi Lain Diet Mayo, Salah Satu Diet Terpopuler di 2017

Diet IF (Intermitent Fasting)

Foto: ilustrasi/thinkstock
Intermitent Fasting membuat pengikutnya hanya punya waktu makan dari jam 12.00-18.00 atau sama dengan 6 jam namun bebas memakan apapun yang diinginkan. Sisanya, Anda tidak boleh makan tapi tetap diperbolehkan minum air putih.

"Tapi, makan paling cuma bisa dua kali. Misalnya makan steak jam 12, paling perut masih kenyang sampai jam 3. Lalu makan lagi jam 4. Cuma bisa makan dua kali, asupan jadi sedikit," jelas Diana.

Defisit kalori memang akan terjadi, tapi hal ini kurang sehat. Apalagi jika sampai menerapkan diet ini lebih dari setahun, Diana menyebutkan adaptasi badan menjadi tidak bagus yang mengarah pada kalapnya seseorang saat makan dan cenderung memilih makanan yang kurang sehat karena hormon penanda rasa lapar kita (leptin) juga meningkat.

Baca juga: Pakar Buktikan Manfaat Diet yang Mirip Puasa Senin-Kamis

Diet Paleo

Foto: ilustrasi/thinkstock
Diet Paleo terinspirasi dari pola makan yang diterapkan oleh 'cave man' atau manusia gua di zaman paleolitikum. Pada saat itu, mereka tidak becocok tanam dan hanya mengambil apa yang ada di alam.

"Jadi yang tidak diolah, daging ya daging enggak boleh dari bentuk sosis. Ikan ya ikan dari laut, sayur dan buah, bukan olahan. Jadi intinya seperti 'cave man' makan," tuturnya.

Daging pun harus berasal dari ternak yang memakan makanan alami bukan panganan ternak, madu dan produk susu juga tidak boleh dikonsumsi.

"Sekilas bagus juga ya, enggak ada olahan, oke dong? Tapi akhirnya orang paleo tidak konsumsi sumber protein lain selain hewani. Untuk keuntungan dari segi tidak mendatangkan alergi, saya setuju, karena enggak pakai artificial. Tapi kita kan butuh dairy juga untuk sumber B3. Meraka dapet mikro nutrient tapi makronya kurang," tambahnya.

Baca juga: Diet Paleo Memang Turunkan Bobot, Tapi Apakah Aman?
Halaman 2 dari 5
Diet keto adalah diet menyebabkan tubuh menuju kondisi ketosis, dimanfaatkan oleh badan untuk mengurangi berat tubuh. Caranya dengan mengasup karbohidrat sangat minim sehingga badan akan mencari sumber energi lain.

"Begitu karbo tidak kita konsumsi, sumber energi berubah dari lemak. Lemak yang di hati dipecah, kemudian di organ tubuh diubah sebagai sumber energi, jadi keton. Keton ini yang diubah jadi energi," jelas Diana.

Diet keto sendiri awalnya dikembangkan untuk anak epilepsi karena adanya serangan di otak yang akan terangsan dengan glukosa, sehingga asupan karbohidratnya juga menjadi sangat rendah. Selain itu, untuk orang dengan parkinson juga disarankan melakukan diet ini.

Tapi bagi Anda yang masih sehat-sehat saja, Diana tidak merekomendasikan diet ini.

Baca juga: Diet Ketogenik Sudah Tidak Sehat Lagi kalau Sudah Seperti Ini

Diet mayo menekankan ada aturan makan yang biasanya dijadwalkan dengan rentang waktu 13 hari. Selama program diet mayo, Anda tidak diperbolehkan mengonsumsi garam, makan malam harus sebelum pukul 18.00, dan tidak boleh mengonsumsi air es yang disebut dapat menghambat metabolisme.

Nyatanya, cukup banyak aturan yang dirasa Diana kurang baik seperti misalnya larangan mengasup garam yang mana berfungsi menahan cairan dalam tubuh. Minum es menghambat metabolisme juga tidak terbukti, es sendiri pun memiliki 0 kalori.

Baca juga: Dokter Gizi Ungkap Sisi Lain Diet Mayo, Salah Satu Diet Terpopuler di 2017

Intermitent Fasting membuat pengikutnya hanya punya waktu makan dari jam 12.00-18.00 atau sama dengan 6 jam namun bebas memakan apapun yang diinginkan. Sisanya, Anda tidak boleh makan tapi tetap diperbolehkan minum air putih.

"Tapi, makan paling cuma bisa dua kali. Misalnya makan steak jam 12, paling perut masih kenyang sampai jam 3. Lalu makan lagi jam 4. Cuma bisa makan dua kali, asupan jadi sedikit," jelas Diana.

Defisit kalori memang akan terjadi, tapi hal ini kurang sehat. Apalagi jika sampai menerapkan diet ini lebih dari setahun, Diana menyebutkan adaptasi badan menjadi tidak bagus yang mengarah pada kalapnya seseorang saat makan dan cenderung memilih makanan yang kurang sehat karena hormon penanda rasa lapar kita (leptin) juga meningkat.

Baca juga: Pakar Buktikan Manfaat Diet yang Mirip Puasa Senin-Kamis

Diet Paleo terinspirasi dari pola makan yang diterapkan oleh 'cave man' atau manusia gua di zaman paleolitikum. Pada saat itu, mereka tidak becocok tanam dan hanya mengambil apa yang ada di alam.

"Jadi yang tidak diolah, daging ya daging enggak boleh dari bentuk sosis. Ikan ya ikan dari laut, sayur dan buah, bukan olahan. Jadi intinya seperti 'cave man' makan," tuturnya.

Daging pun harus berasal dari ternak yang memakan makanan alami bukan panganan ternak, madu dan produk susu juga tidak boleh dikonsumsi.

"Sekilas bagus juga ya, enggak ada olahan, oke dong? Tapi akhirnya orang paleo tidak konsumsi sumber protein lain selain hewani. Untuk keuntungan dari segi tidak mendatangkan alergi, saya setuju, karena enggak pakai artificial. Tapi kita kan butuh dairy juga untuk sumber B3. Meraka dapet mikro nutrient tapi makronya kurang," tambahnya.

Baca juga: Diet Paleo Memang Turunkan Bobot, Tapi Apakah Aman?

(ask/up)

Berita Terkait