Cerita Pria Sukses Pangkas Perut Buncit Lewat Diet Puasa ala Ade Rai

Round Up

Cerita Pria Sukses Pangkas Perut Buncit Lewat Diet Puasa ala Ade Rai

Hana Nushratu - detikHealth
Kamis, 12 Jan 2023 06:00 WIB
Cerita Pria Sukses Pangkas Perut Buncit Lewat Diet Puasa ala Ade Rai
Pria yang melakukan diet Ade Rai. (Foto: Instagram @lintangnoviantara)
Jakarta -

Eks binaragawan Ade Rai (52) membagikan tips dietnya melalui kanal Youtube miliknya. Tips diet tersebut berujung viral dan dicoba banyak netizen di media sosial.

Salah satu tips diet yang disarankan oleh Ade Rai adalah diet puasa atau intermittent fasting (IF). Intermittent fasting merupakan puasa pada beberapa waktu tertentu setiap hari atau minggu.

Salah satu netizen yang berhasil menerapkan metode diet tersebut membagikan testimoninya melalui media sosialnya. Netizen yang bernama Lintang berhasil menurunkan berat badan sebanyak 15 kilogram dalam waktu 100 hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"100 hari doang (emoji damai). Kombinasi IF (intermittent fasting) sama workout," tulis Lintang dalam akun Twitternya @lntngnvntr.

Alasan Diet

Dihubungi tim detikcom, Lintang membeberkan alasannya untuk berdiet. Dikarenakan dirinya seringkali menjadi pembicara di sejumlah acara, Lintang merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya yang dulu.

ADVERTISEMENT

"(Alasannya) lebih ke penampilan secara umum aja sih," ujar Lintang ketika dihubungi detikcom, Selasa (10/1/2023).

"Karena sekarang sering diminta jadi speaker, jadi agak kurang pede tampil kalau masih versi badan yang dulu," lanjutnya.

Dibandingkan metode lainnya, Lintang memilih metode intermittent fasting. Hal ini dikarenakan aktivitasnya yang cukup padat, sehingga metode tersebut dinilai sesuai baginya.

"Karena aktivitas yang padat, IF terasa paling cocok. Nggak perlu ribet atau mikir keras apa yang dimakan, apa yang boleh, apa yang nggak boleh," kata Lintang.

Efek Setelah 100 Hari

Melalui Instagram Storynya, Lintang membagikan 100 hari perjalanan dietnya. Setelah 100 hari, Lintang merasakan sejumlah efeknya:

1. Lebih percaya diri

Diungkapkan Lintang, dirinya bisa lebih percaya diri. Ia jadi merasa lebih bebas menggunakan pakaian apapun atau bertemu dengan orang lain.

Selain itu, efek dari intermittent fasting juga membuat tubuhnya lebih nyaman meskipun duduk lama.

2. Napas lebih lega

Dengan turunnya berat badan, maka napasnya jadi tidak mudah 'ngos-ngosan'.

Napas yang lega juga membuat napsu makan meningkat lantaran bisa mencium aroma makanan lebih jelas. Meski demikian, Lintang belum sepenuhnya yakin dengan hubungan antara napas lega dengan napsu makan.

3. Tidur lebih nyenyak

Tidur lebih nyenyak membuat tubuh segar ketika ingin beraktivitas di esok harinya. Dengan begitu, tidak akan merasa rungsing ketika bangun tidur.

Memulai Diet Puasa untuk Pemula

Selain memberikan testimoni, Lintang juga membagikan tips diet intermittent fasting bagi pemula:

  1. Menentukan jam batas akhir makan. Lintang memilih pukul 7 malam.
  2. Berpuasa selama 18 jam, mulai jam 7 malam hingga 1 siang.
  3. Durasi berpuasa dinaikkan 2 jam menjadi 20 jam.
  4. Butuh waktu satu bulan untuk membiasakan tubuh agar bisa menaikkan durasi puasa.

Lintang juga menuturkan, konsistensi adalah kunci. Oleh sebab itu, diperlukan langkah kecil dan persiapan yang matang.

"Kalau konsistensi, start with a baby step. Jangan dipaksa kalau belum siap," tutur Lintang.

Lintang juga menyarankan agar mencoba konsisten secara sedikit demi sedikit. Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi agar tidak kapok dan berhenti di tengah jalan.

"Coba dikit-dikit biar nggak kapok," pungkasnya.

NEXT: Tanggapan Ade Rai

Tanggapan Ade Rai

Ade Rai tidak kaget metode dietnya viral. Hal ini dikarenakan pendekatan puasa yang diterapkan dalam intermittent fasting dinilai lebih murah, mudah, namun menyehatkan.

"Ya karena menurut saya memang pendekatan puasa itu adalah salah satu pendekatan yang paling mudah, yang paling murah, dan juga yang paling mungkin kalau bisa dibilang mungkin paling nyaman, tetapi juga ternyata menyehatkan," ujar Ade Rai ketika dihubungi tim detikcom, Selasa (10/1/2023).

"Jadi itu alasan kenapa berpuasa itu menjadi sesuatu strategi, kalau bisa dibilang paling populer," lanjutnya.

Ia juga menambahkan, Dengan berkurangnya jendela makan, maka berat badan akan berkurang. Berat badan berkurang juga bisa menghindarkan dari berbagai macam penyakit sehingga tubuh merasa lebih nyaman.

"Tetapi secara umum, saya setuju bahwa hanya cukup mengatur jadwal tidak makan kita menjadi panjang dan jadwal makan kita menjadi lebih pendek, atau jendela makan kita menjadi lebih pendek, maka pada saat itulah terjadilah kebermanfaatan," tutur Ade Rai.

Intermittent Fasting Ala Ade Rai

Ade Rai menjelaskan hanya pada saat tidur, orang tidak akan makan. Artinya, sekitar 30 persen dalam 24 jam dihabiskan orang-orang untuk tidak makan dan 70 persen lainnya adalah waktu untuk makan.

Menurut Ade Rai, hal tersebut tidak memungkinkan untuk menurunkan berat badan. Sebab, 70 persen adalah waktu yang lebih banyak dibandingkan 30 persen.

Oleh sebab itu, Ade Rai menyarankan untuk menukar presentase tersebut. 30 persen untuk makan, dan 70 persen untuk yang tidak makan atau 'berpuasa'.

"Jadi terakhir makan misalnya jam 8 atau 9 malam, nanti baru makan lagi jam 11 siang sebagai breakfastingnya, maka teman-teman tau bahwa dengan tidak makan pagi langsung makan siang, maka terjadi perubahan persentase kepemilikan di mana jendela tidak makan kita justru menjadi yang lebih dominan," ujarnya di dalam video tersebut.

Mantan binaragawan itu memberikan opsi berupa time restricted feeding atau jam disiplin makan. Ia memberikan range untuk memilih durasi jendela makan yaitu:

  • 08.00 pagi - 16.00 sore
  • 10.00 pagi - 18.00 sore
  • 13.00 siang - 20.00 malam

"Kalau teman-teman bilang udah puluhan tahun harus makan pagi, oke berarti (dari) jam 8 pagi sampai jam 4 sore berarti terakhir makannya," tambahnya.

Dalam menjalani metode ini, Ade Rai juga tidak menyarankan untuk dry fasting (puasa kering). Dry fasting merupakan kondisi tidak diperbolehkannya untuk minum apapun termasuk air putih, teh, dan kopi tanpa gula.

Halaman 2 dari 2
(hnu/kna)

Berita Terkait