Salah satu ritual menjelang pergantian tahun adalah mengevaluasi resolusi sehat yang dicanangkan di awal tahun. Selanjutnya, jika masih ada harapan, menyusun resolusi untuk tahun berikutnya.
Diet menjadi salah satu bagian dari resolusi sehat yang paling populer. Bukan cuma untuk menurunkan berat badan, diet dalam pengertian yang lebih luas juga mencakup pola makan untuk menunjang kesehatan.
Bahkan ketika berat badan jadi target utama dalam menjalankan diet, kerap kali seseorang terjebak pola makan ekstrem yang tidak sehat. Memang hasilnya lebih cepat, tetapi belum tentu sehat.
Beberapa Diet yang Populer Tahun 2025
Flashback sepanjang tahun 2025, ada beberapa nama diet yang muncul dalam berbagai perbincangan. Menariknya, meski istilahnya berbeda, prinsip dasarnya cenderung saling beririsan.
- Diet Mediterania menjadi salah satu yang paling konsisten direkomendasikan. Pola makan ini menekankan konsumsi sayur, buah, biji-bijian, ikan, lemak sehat seperti minyak zaitun, serta pembatasan daging merah dan makanan olahan. Diet ini banyak dipilih karena dinilai aman, fleksibel, dan mendukung kesehatan jantung serta metabolisme.
- Flexitarian Diet juga semakin populer. Ini adalah pola makan yang dominan konsumsi nabati tanpa harus sepenuhnya meninggalkan protein hewani. Di tahun 2025, pendekatan ini dianggap lebih realistis, terutama bagi mereka yang ingin makan lebih sehat tanpa perubahan ekstrem.
- Diet tinggi protein versi moderat turut menjadi tren. Fokusnya bukan lagi pada konsumsi dan pemilihan sumber protein alami seperti ikan, telur, tempe, tahu, yogurt, dan kacang-kacangan. Tujuannya lebih ke menjaga rasa kenyang dan kestabilan energi harian.
- Intermittent Fasting (IF) masih banyak diterapkan, terutama pola 14:10 dan 16:8. Di tahun 2025, IF lebih sering diposisikan sebagai alat pengaturan jam makan, bukan sebagai diet ketat yang harus dijalani setiap hari.
- Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) juga tetap konsisten menjadi tren diet terutama untuk kesehatan jantung dan tekanan darah. Diet ini menekankan asupan sayur, buah, protein rendah lemak, serta pembatasan garam dan ultra-processed food (UPF).
- Anti-Inflammatory Diet adalah diet yang semakin sering dibicarakan. Pendekatan diet ini fokus pada makanan yang membantu menekan peradangan kronis, seperti sayur hijau, buah berwarna, ikan berlemak, kacang-kacangan, dan rempah. Diet ini banyak dikaitkan dengan kesehatan jangka panjang, bukan sekadar penurunan berat badan.
Simak Video "Video: Berat Badan Hanya 22 Kg, Wanita Ini Meninggal Usai Diet Ekstrem"
(mal/up)