Praktisi kebugaran dari Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC) RS Mayapada, dr Grace Joselini Corlesa,MMRS,SpKO, mengakui dampak pandemi terhadap kebugaran bisa dibagi jadi dua kelompok. Ada yang malah jadi rajin olahraga selama WFH, tapi tak bisa dipungkiri banyak juga yang malah jadi mager.
Kelompok yang malah jadi mager inilah yang merasakan dampak buruk pada tingkat kebugarannya. Selain berat badan yang meroket tanpa disadari, berbagai indikator tingkat kebugaran seperti Vo2Max atau kapasitas vital paru-paru juga ikut terjun bebas.
Seiring makin melandainya COVID-19 belakangan ini, pusat-pusat kebugaran kini mulai beroperasi. Kesempatan untuk 'menata diri' terkait aktivitas fisik dan olahraga terbuka lebar.
Meski demikian, dr Grace mengingatkan untuk menyesuaikan porsi olahraga. Dengan level kebugaran yang menurun, intensitas maupun durasi latihan harus diatur agar badan tidak kaget dan malah memicu cedera.
"Dari intensitasnya, waktunya, frekuensinya, kita mulai dengan start low go slow. Mulai dari intensitas ringan dulu, lalu kita tingkatkan bertahap," pesan dr Grace, ditemui detikcom baru-baru ini.
Memulai olahraga dengan intensitas terlalu tinggi, menurut dr Grace rentan memicu cedera dan over trained. Niatnya mau mulai rajin olahraga, malah jadi nggak bisa konsisten kan kalau cedera.
Simak Video "Video: Rekomendasi Olahraga yang Cocok di Waktu Menopause"
(up/up)