Mencapai bentuk dan proporsi tubuh yang ideal merupakan impian banyak orang. Belum lama ini, viral sebuah olahraga dance di TikTok yang disebut-sebut efektif dalam menurunkan berat badan, khususnya perut buncit.
Tren olahraga yang berfokus pada senam perut dan gerakan hentakan tubuh tersebut menerima banyak perhatian dari warganet di seluruh dunia.
Dalam salah satu video yang diunggah oleh akun yang membagikan video tren olahraga ini, terlihat seorang wanita berhasil membabat habis lemak di tubuhnya. Berkat olahraga tersebut, berat badannya yang semula berkisar 130 kg, kini berhasil turun menjadi 65 kg.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyikapi tren tersebut, dr Andhika Raspati, SpKO, dokter spesialis kesehatan olahraga di RS Columbia Asia dan Klink Welspro memaparkan kemungkinan risiko cedera yang mungkin terjadi dari melakukan gerakan hentakan yang terlalu keras, seperti yang ditampilkan dalam video tersebut.
"Kalau kita lihat di video itu kan memang itu sebenarnya olahraganya cukup intens ya, kalau lihat dari tingkat kelelahan yang bisa terlihat dari orangnya, cukup tinggi intensitasnya," ucap dr Andhika saat dihubungi detikcom, Kamis (9/3/2023).
"Tapi yang saya mau highlight, di situ kan banyak hentakan, banyak gerakan di daerah pinggul yang menghentak-hentak, ini mungkin kurang cocok untuk orang yang punya masalah di daerah pinggang atau pinggul, misalnya ada gangguan tulang belakang atau saraf pinggang, itu mungkin bisa menjadi masalah," jelasnya.
dr Andhika menilai, pada dasarnya olahraga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tubuh masing-masing orang.
"Kalau misal dia memang ada keluhan low back pain, ada masalah dengan pinggangnya, ada cedera di panggul, cedera di pinggul, ya mungkin jangan ada gerakan yang menghentak-hentak pinggul seperti itu," ujarnya.
Meskipun sebelumnya belum merasakan keluhan pada daerah pinggang atau pinggul, tetap tidak menutup kemungkinan mengalami cedera. Perlu pengamatan lebih lanjut untuk menentukan apakah olahraga ini benar aman untuk dijalankan dengan intensitas tinggi.
"Meskipun sekarang tidak ada keluhan, tapi kalau ada kelemahan otot atau ketidakstabilan tulang belakang yang tidak bergejala, nah ini takutnya kalau dia terlalu banyak menghentak, terutama awal-awal, dia bisa merasa nyeri," pungkas dr Andhika.
"Kalau memang mau nyobain, ya hentakannya pelan-pelan dulu. Kita lihat apakah ada masalah yang muncul. Kalau memang nggak ada, boleh dibikin menghentak seperti di video tapi bertahap lah gitu," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa masih banyak tersedia opsi olahraga lain yang lebih aman untuk tubuh, tanpa memerlukan hentakan tubuh yang terlalu keras dan berbahaya.
"Untuk olahraga itu kan konsep besarnya kita memulai dengan cara yang simple, yang less impact, tidak terlalu banyak hentakan, yang tidak terlalu banyak force, sehingga risiko keluhan-keluhan yang mungkin muncul terutama di olahraga akan berkurang," pungkas dr Andhika.
Untuk para pemula, Andhika menganjurkan untuk memulai dengan olahraga yang sederhana dan mudah untuk menghindari cedera yang tidak diinginkan.
"Kalau untuk pemula, bisa ambil yang simple dan gak banyak hentakan, misalnya jalan pagi, jalan cepat, bersepeda santai,"
Ia menambahkan, "Banyak senam-senam aerobik yang tidak terlalu menghentak seperti itu. Jadi dipilih yang low impact aerobic exercise juga banyak, manfaatnya juga bagus tanpa harus banyak hentakan seperti itu."
Menurutnya, pada dasarnya setiap olahraga dapat membantu menurunkan berat badan, selama dilakukan dengan cara yang benar.
"Kalo untuk olahraga yang sifatnya untuk menurunkan berat badan, apapun bisa. Olahraga apapun itu bisa, tapi kita harus perhatikan keseimbangan kalorinya,"
(Charina Elliani/kna)











































