Pernah nggak sih merasa kalau si dia tiba-tiba mudah ngambek karena hal-hal yang sepele? Seperti chat yang telat dibales semenit, jawaban singkat yang dianggap dry text, atau sekadar foot step motor yang lupa diturunin.
Banyak yang mengira kondisi ini terjadi karena adanya masalah hubungan, padahal bisa saja penyebabnya sesederhana karena kurang tidur aja.
Seorang certified sleep coach atau 'pelatih tidur', Vishal Dasani yang telah menekuni sleep coaching selama enam tahun mengatakan seseorang yang kurang tidur memang bisa berdampak buruk terhadap bagaimana dia bersosialisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita bicara pacar yang gampang marah, itu kan kita bicara hubungan dengan sesama. Itu nggak harus pacar, bisa aja dengan pasangan, dengan anak, orang tua," kata coach Vishal kepada detikcom saat ditemui di Gedung Trans TV, Jakarta Selatan, Senin (8/12/2025).
"Pada saat seseorang kurang tidur, ada bagian otak namanya amigdala itu menjadi super sensitif, menjadi hiperaktif yang terjadi adalah mereka itu lebih mudah meluap-luap kalau mereka marah," sambungnya.
Tak hanya marah, kondisi ini juga akan membuat emosi lain yang seharusnya bisa dirasakan biasa saja, malah berubah menjadi lebih intens.
"Mereka lebih intens pada saat mereka sedih, lebih mudah cemas, Mereka akan mengalami kesulitan untuk bisa bersosialisasi atau berempati dengan orang lain," katanya.
"Dan ini semua akan mempengaruhi hubungan dengan sesama. Baik itu dengan pasangan, baik itu dengan pacar, baik itu dengan anak, baik itu dengan saudara, semuanya akan kena. Jadi ini tidak eksklusif hanya untuk pacar, tapi untuk sesama," sambungnya.
Tips Dapatkan Tidur Berkualitas
Untuk 'lepas' dari kondisi ini, tentunya seseorang perlu mendapatkan tidur yang cukup. Namun, tak hanya cukup, tidur yang didapat juga harus berkualitas.
"Pertama pastikan kita tidur dan bangun di jadwal yang selaras dan konsisten. Kedua, bangun tidur kita cari cahaya terang, idealnya dalam satu jam Anda bangun, cari cahaya terang idealnya adalah sinar matahari. Kalau matahari belum nongol, kita nyalain lampu kamar, lampu ruangan," katanya.
"Tujuannya apa? Cahaya terang ini akan memberikan perintah ke otak kita, 'hei ini saatnya beraktivitas' dan di saat yang bersamaan dia akan setting timer, kurang lebih sekitar 14 jam untuk 'hei 14 jam kemudian, yuk dibikin ngantuk'," lanjutnya.
Lalu, adalah dengan konsisten menjalani gaya hidup aktif, meski tidak selalu dengan rutin berolahraga setiap hari. Jadi, tetap beraktivitas fisik dan menggerakan tubuh seperti jalan kaki, memilih naik tangga daripada lift, itu dapat membantu dalam proses tidur.
Menjaga asupan makanan bernutrisi juga mesti dilakukan, karena ini akan membantu tubuh memproduksi hormon melatonin.
"Terus be mindful terhadap stimulan sama alkohol. Stimulan di sini kafein yang dimaksud. Kalau kita konsumsi terlalu banyak, kita jadi semakin sulit tidur," katanya.
"Berikutnya, pastikan kamar tidur kita senyaman mungkin, karena kita akan lebih rileks. Minim cahaya, minim suara, alat tidurnya pas," tutupnya.











































